Akibat Pembukaan Lahan Sawit, Puluhan Ekor Gajah Sumatera Terancam Tak Bisa Kembali ke TWA Seblat

Konservasi Gajah Sumatera di TWA Seblat, Bengkulu/ Foto: Bruce Levik

PROGRES.ID, BENGKULU- Puluhan ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) terjebak di kawasan Hutan Produksi (HP) Air Rami di wilayah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Diduga, Gajah Sumatera tersebut tidak dapat kembali ke Taman Wisata Alam Seblat karena jalur jelajahnya sudah dirambah dan dijadikan kebun sawit.

Bacaan Lainnya

Diperkirakan, 47 ekor gajah liar tersebut merupakan gabungan dari dua kelompok gajah liar besar yang terdapat di wilayahKabupaten Mukomuko dan Bengkulu Utara.

“Sekitar 47 ekor gajah terjebak dikawasan hutan yang jalurnya sudah dirambah untuk dijadikan perkebunan sawit,” sampai Said Jauhari Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung.

Seperti yang dikutip dari Antaranews.com, beberapa kawasan hutan yang berada dalam satu hamparan yakni TWA Seblat, HP Air Rami, HP Air Teramang, dan hutan produksi terbatas (HPT) Air Ipuh merupakan habitat alami gajah Sumatera di wilayah Bengkulu.

Said menjelaskan, dari sejumlah kawasan hutan yang merupakan habitat satwa langka itu, BKSDA Bengkulu-Lampung hanya memangku kawasan TWA Seblat seluas 7.734 hektare di mana terdapat Pusat Latihan Gajah (PLG) di dalamnya.

Mengingat populasi Gajah Sumatera yang membutuhkan perhatian serius, Said berharap hal tersebut dapat segera ditangani demi menjaga kelestariannya.

Menurut lembaga konservasi alam IUCN, status gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) kini terancam punah atau critically endangered, yang artinya menghadapi risiko sangat tinggi (ekstrem) terhadap kepunahan alam.

Padahal, pemerintah menargetkan peningkatan populasi satwa terancam punah itu sebesar 3 persen per tahun. Program peningkatan populasi di alam liar itu dimulai pada 2014.

“Kalau perambahan ini tidak cepat ditangani maka kelestarian gajah Sumatera akan semakin terancam,” tuturnya. (dsy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.