PROGRES.ID– Pada Selasa (1/8/2023), para pejabat Rusia melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh beberapa drone yang mencoba menyasar Moskow. Salah satu drone tersebut hancur dan puing-puingnya menimpa sebuah gedung tinggi di Ibu Kota Rusia.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, memberitahu melalui Telegram bahwa bangunan itu juga menjadi sasaran serangan drone dari Ukraina pada hari Minggu sebelumnya.
Untungnya, tidak ada laporan mengenai korban cedera akibat serangan tersebut pada Selasa.
Bulan Juli sebelumnya, drone Ukraina telah beberapa kali melakukan serangan terhadap ibu kota Rusia, mengungkapkan kerentanan yang dialami Moskow setelah perang Rusia di Ukraina berlangsung selama 18 bulan.
Salah satu serangan tersebut, termasuk yang terjadi pada hari Selasa, secara khusus mengincar distrik bisnis Moskva-Citi yang terletak beberapa kilometer di sebelah barat Kremlin. Serangan ini menimbulkan kegelisahan di kalangan pengusaha dan karyawan di daerah tersebut, karena perang yang terjadi seakan telah mencapai pusat kendali di Rusia.
Perusahaan teknologi besar Rusia, Yandex, yang memiliki beberapa kantor di sekitar ibu kota, termasuk di Moskva-Citi, menginstruksikan para karyawan untuk mengosongkan kantor pada malam hari saat serangan di ibu kota biasanya meningkat.
Dalam perkembangan lainnya, AS menegaskan bahwa mereka tidak mendukung atau membiarkan terjadinya serangan di wilayah Rusia. Koordinator Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, John Kirby, menyatakan hal tersebut kepada CNN pada hari Senin.
Situasi ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara Ukraina dan Rusia yang berdampak pada stabilitas di wilayah tersebut. Warga Moskow dan para pemangku kepentingan internasional dengan cemas mengawasi perkembangan selanjutnya, sementara harapan akan adanya penyelesaian damai tetap hadir meskipun situasinya semakin rumit.(rg)
