Jika Sandiaga Uno Dampingi Ganjar, Bagaimana Peluangnya Untuk Menang Pilpres 2024

Sandiaga uno dan ganjar
Sandiaga Salahudin Uno dan Ganjar Pranowo berbincang dalam sebuah acara (Dok. Instagram Sandiaga Uno)

**Batas Iklan**

JAKARTA, PROGRES.ID – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajukan Sandiaga Uno untuk dijadikan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo kepada  PDI Perjuangan (PDIP) sebagai sebagai pengusung calon presiden (capres). Namun, seberapa besar peluang Ganjar untuk menang jika berpasangan dengan Sandiaga?

“Jika kita melihat data survei, termasuk survei Parameter Indonesia, Ganjar memiliki kekuatan yang signifikan ketika berpasangan dengan Sandiaga Uno. Elektabilitasnya relatif kuat dan kemungkinan untuk naik, karena Sandi sudah terkenal dan memiliki basis dukungan yang kuat,” kata Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik, saat dihubungi pada Sabtu (17/6/2023) dikutip dari Detik.com.

Bacaan Lainnya

Adi juga mengatakan, Ganjar memiliki kekuatan yang cukup jika dipasangkan dengan sejumlah nama lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menko Polhukam Mahfud Md. Meskipun demikian, Adi menyebut bahwa keputusan akhir mengenai cawapres ada di tangan elit partai.

“Walaupun begitu, Ganjar juga memiliki kekuatan jika dipasangkan dengan Ridwan Kamil dan Sandi, serta Mahfud. Banyak nama-nama lain yang juga dapat memperkuat elektabilitas Ganjar menurut hasil survei. Namun, keputusan resmi mengenai cawapres Ganjar tentu berada di tangan para elit partai, termasuk Megawati dan partai pendukung lainnya,” ujarnya.

Menurut Adi, PDIP sedang mencari sosok pendamping yang dapat melengkapi Ganjar. Mengacu pada pengalaman pemilihan presiden sebelumnya, Adi menyebut bahwa jika Sandiaga adalah sosok yang diharapkan, maka ia harus dapat mewakili kelompok Islam.

“Sepertinya PDIP sedang berusaha mencari sosok yang dapat melengkapi Ganjar dalam hal nasionalisme. Jika Sandi dipilih, diharapkan bahwa ia dapat mewakili kelompok Islam secara religius, terutama untuk memperkuat dukungan dari kelompok-kelompok Islam politik,” ucapnya.

“PDIP biasanya selalu mengusung kombinasi nasionalis religius dalam setiap pemilihan. Pada tahun 2004, Megawati berpasangan dengan KH Muzadi, pada tahun 2014, Jokowi-JK, dan JK adalah seorang elit politik yang mewakili kelompok Islam. Begitu pula pada tahun 2019, dengan Ma’ruf Amin sebagai tokoh PBNU,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa Sandiaga harus dapat membuktikan kemampuannya dalam mengkonsolidasi dan memperkuat basis dukungan dari kalangan Islam. Terutama, kata Adi, kalangan Islam yang memiliki kesamaan pandangan dengan PDIP.

Pos terkait