Berita UtamaPolitik

Kata ‘Omon-omon’ yang Diucap Prabowo Saat Debat Capres Viral, Apa Artinya?

prabowo subianto
Prabowo Subianto saat debat capres (Foto: BeritaSatu.com/BTV)

JAKARTA, PROGRES.ID – Prabowo Subianto, calon presiden nomor 2, menghadirkan warna unik dalam debat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dengan menyematkan kata “omon-omon”. Ungkapan ini muncul saat menanggapi jawaban Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, terkait kerja sama Selatan-selatan.

Prabowo menyatakan kesetujuannya dengan tanggapan Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, sementara mengkritik pendekatan Anies dengan kalimat, “Saya banyak setuju dengan Pak Ganjar ya. Kalau benar masuk akal, saya setuju, kalau omon, omon, omon, ya kumaha (bagaimana)?.”

Dia menekankan pentingnya kepemimpinan, baik negara maupun individu, dengan memberikan contoh “ingarso sungtulodo”. Dalam konteks ini, Prabowo menyatakan, “Kita memimpin, kita membawa agenda, kita mau cerita, itu cerita, omon. Omon-omon tak bisa.”

Prabowo kemudian mempertanyakan mengapa negara-negara di kawasan Selatan kini melihat ke Indonesia. Sebagai Menteri Pertahanan, ia menilai Indonesia berhasil membangun ekonomi, membuat negara-negara lain memberikan perhatian.

“Kenapa negara-negara Selatan sekarang melihat ke Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita. Jadi tidak hanya omon, omon, omon. Kerjanya omon saja. Tidak bisa,” tegas Prabowo.

Istilah “omon-omon” menjadi trending topic di media sosial, mencapai lebih dari 4,5 ribu tweet sejak usai debat. Namun, Prabowo tidak memberikan definisi resmi terkait kata tersebut.

Menurut KBBI, “omon-omon” merupakan pleonasm dari ‘omong-omong’, dan dalam konteks debat ini, Prabowo menekankan agar Anies tidak hanya berbicara tanpa tindakan.

Penyebutan kata ini oleh Prabowo memicu perbincangan luas, dan beberapa menyebutnya sebagai “textbook thinker”, yaitu seseorang yang hanya memiliki teori-teori belaka tanpa tindakan konkret. Dengan kata lain, “omon-omon” menjadi bagian dari kosakata baru dalam percakapan politik, menggambarkan kritikan terhadap retorika tanpa tindakan yang substansial.

error: Konten ini diproteksi !!

Exit mobile version