PROGRES.ID – Film terbaru dari Hitmaker Studios yang dibintangi oleh Luna Maya dan Darius Sinathrya, berjudul “Sumala”, akan segera dirilis pada tahun 2024.
“Sumala” diadaptasi dari cerita viral di media sosial Twitter (sekarang dikenal sebagai X), yang akhirnya diangkat ke layar lebar. Proses syuting film ini dimulai pada Rabu, 6 Maret 2024.
“Sumala”, sebuah kisah nyata yang menakutkan dari kabupaten Semarang, diambil dari thread viral di X dari akun Betz Illustration. “In production now!” tulis akun Instagram @hitmakestudios.
“Jalan-jalan yang jauh yuk, tapi jangan pulang… Segera di bioskop 2024!” lanjut postingan tersebut.
Kisah horor “Sumala” berasal dari thread viral di X oleh akun Betz Illustration @BangBetz_.
Produser Rocky Soraya mengonfirmasi kebenaran kabar ini dan menyatakan bahwa proses syuting sudah berjalan.
Film pertama Hitmaker di awal tahun 2024 ini memiliki cerita yang kuat, berdasarkan kisah nyata dari sebuah desa terpencil di kabupaten Semarang.
Sinopsis
Sinopsis film “Sumala” menceritakan tentang seorang gadis kecil dengan kelainan fisik. Gadis ini memiliki sifat yang sangat berlawanan saat malam tiba.
Kengerian semakin terasa saat gadis ini tumbuh dewasa, dengan banyak kasus anak hilang dan kengerian yang menghantui desa tempat ia tinggal.
Siapa pelaku di balik semua ini masih menjadi misteri. Hanya satu nama yang mereka yakini sebagai dalang di balik hilangnya anak-anak desa: Sumala.
Di sebuah desa terpencil, ada satu nama yang sangat ditakuti dan dipercaya masih berkeliaran dalam gelapnya hutan saat malam tiba.
Bukan hewan buas, melainkan sosok yang dipercaya sudah ada sejak dulu kala.
Sejak sebelum mereka lahir, sejak ayah mereka masih anak-anak, sejak dusun ini masih berada dalam kedamaian.
Sumala adalah nama yang mengubah ketenangan desa ini menjadi momok yang sangat ditakuti. Di desa ini, pantang menyebut nama Sumala. Bahkan, beberapa percaya bahwa Sumala akan datang walau hanya dengan memikirkannya.
Para tetua desa melakukan banyak ritual hanya untuk menenangkan sosok ini, dengan berbagai macam bunga hingga persembahan darah.
Namun, semua usaha itu sia-sia. Bukan itu yang Sumala inginkan. Ia menginginkan harta paling berharga yang dimiliki warga desa: anak-anak mereka.