Korsel Memulai Gerakan Vaksinasi Suntikan Booster COVID

vaksinasi
Ilustrasi

PROGRES.ID –

Korea Selatan dalam waktu dekat akan menawarkan suntikan penguat (booster) COVID kepada orang-orang yang berisiko tinggi tertular virus corona, kata PM Kim Boo-kyum, hari Minggu (26/9).

Bacaan Lainnya

Kim mengatakan para pekerja layanan kesehatan dan orang-orang lanjut usia termasuk kelompok yang dianggap berisiko tinggi. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea diperkirakan mengumumkan rencana gerakan vaksin penguat itu hari Senin.

Program booster itu dipicu oleh lonjakan kasus COVID setelah liburan nasional Korea baru-baru ini, Chuseok, yaitu festival panen pada musim gugur selama tiga hari. Dalam beberapa pekan belakangan ini, orang-orang yang belum divaksinasi lengkap merupakan 85 persen lebih kasus baru, kata perdana menteri, yang dikutip The New York Times.

Seorang lagi anggota delegasi Brazil ke Majelis Umum PBB dinyatakan positif terjangkit COVID. Pedro Guimaraes, orang keempat yang terjangkit dalam delegasi itu, hari Minggu mengatakan ia telah mendapat vaksinasi lengkap, asimtomatik dan telah dikarantina sejak hari Rabu lalu.

Papan pengumuman lowongan kerja sebuah toko ritel di Arlington, Virginia, 16 Agustus 2021.

Papan pengumuman lowongan kerja sebuah toko ritel di Arlington, Virginia, 16 Agustus 2021.

Riteler AS berebut mencari pekerja, sementara musim belanja menjelang hari-hari besar AS semakin dekat. Menurut laporan di Financial Times, kekurangan orang, khususnya yang bersedia bekerja di toko-toko dan gudang-gudang, “sangat parah,” dengan 1,1 juta pekerjaan ritel tidak terisi pada bulan Juli. Surat kabar itu melaporkan kenaikan upah sebagai salah satu cara yang dicoba pengusaha untuk menarik orang kembali bekerja. Beberapa perusahaan menawarkan bantuan finansial berupa biaya kuliah dan keanggotaan di pusat kebugaran.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan dalam program Face the Nation di stasiun televisi CBS hari Minggu bahwa anak-anak harus dapat melakukan kegiatan trick-or-treat pada perayaan Halloween tahun ini, “jika kita bisa berada di luar rumah.”

Rochelle Walensky juga memperingatkan bahwa karena pandemi, “saya tidak perlu menghadiri pesta Halloween yang ramai, tetapi menurut saya kita harus dapat membuat anak-anak kita melakukan kegiatan trick-or-treat dalam kelompok-kelompok kecil.”

Markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia 30 September 2014. (REUTERS/Tami Chappell)

Markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia 30 September 2014. (REUTERS/Tami Chappell)

Halloween dirayakan setiap tahun di AS pada hari terakhir bulan Oktober. Anak-anak mengenakan kostum dan mendatangi rumah-rumah, meminta permen dan suguhan lainnya.

Sebelumnya tahun ini, Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mencuit “Kalian bukan kuda. Kalian bukan sapi. Serius, kalian semua. Hentikan.” Cuitan ini ditujukan kepada orang-orang yang minum ivermectin, obat antiparasit untuk ternak yang secara keliru dipromosikan sebagai obat COVID.

Tidak semua orang yang tampaknya menerima pesan itu. The Financial Times mengatakan FDA telah menerima 49 laporan kasus keracunan dan reaksi serius lainnya terkait dengan konsumsi ivermectin oleh manusia untuk mengobati COVID sepanjang tahun ini. Ini dua kali lipat dari jumlah kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2020.

Sedikitnya 14 kematian termasuk di antara 49 kasus itu, meskipun belum jelas apakah ini terkait langsung dengan penggunaan ivermectin.

Johns Hopkins Coronavirus Resource Center Senin (27/9) menyatakan ada hampir 232 juta kasus dan hampir 5 juta kematian akibat COVID di seluruh dunia. Sementara itu lebih dari 6 miliar vaksin COVID yang telah diberikan, kata Johns Hopkins. [uh/lt]

logo voa indonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.