Pembantu Utama Duterte Tolak Pencalonannya Sebagai Presiden Filipina

PROGRES.ID –

Pembantu lama Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menolak dukungan partai yang berkuasa untuk mencalonkan diri sebagai kandidatnya dalam pemilu 2022, sebuah perkembangan yang menurut beberapa analis dapat membuka jalan bagi putri Duterte untuk terpilih sebagai presiden.

Bacaan Lainnya

Senator Christopher “Bong” Go, dalam sebuah surat kepada partai PDP-Laban, mengatakan ia ingin mencurahkan perhatiannya dalam usaha memerangi pandemi, dan meminta sekutu-sekutunya untuk mendukung kandidat yang akan melanjutkan kebijakan dan program Duterte.

“Menanggapi pernyataan dari banyak rekan partai saya, saya dengan hormat menolak dukungan tersebut,” tulisnya dalam surat yang dipublikasikan pada Senin (30/8).

Go sebelumnya mengatakan ia terbuka untuk mencalonkan diri sebagai presiden jika Duterte adalah pasangannya.

Duterte, 76, dilarang oleh konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, tetapi lawan-lawannya yakin ia ingin mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan.

Duterte telah menyatakan ia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, jika putrinya, Sara Duterte-Carpio, tidak mencalonkan diri sebagai presiden.

Baik Duterte maupun putrinya meraih suara terbanyak dalam sejumlah jajak pendapat baru-baru ini.

“Mungkin saja Sara Duterte dan ayahnya menyatukan strategi untuk menjadi satu pasangan kandidat pada pemilu 2022,” kata analis politik Victor Manhit.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri) dan putrinya Sara Duterte dalam pembukaan Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (BFA) 2018 di Boao, provinsi Hainan, China selatan, 10 April 2018.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri) dan putrinya Sara Duterte dalam pembukaan Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (BFA) 2018 di Boao, provinsi Hainan, China selatan, 10 April 2018.

Duterte-Carpio menolak berkomentar apakah ia dan ayahnya telah mengompromikan strategi politik mereka. Ia sendiri pernah mengatakan kepada media bahwa ia terbuka untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Sementara Duterte tetap populer, pemerintahannya menghadapi kritik yang meningkat terkait penanganan pandemi di tengah kebangkitan kasus COVID-19 yang membuat rumah-rumah sakit kewalahan.

Keputusan Go untuk mundur akan mendapat persetujuan Duterte, kata analis Earl Parreno dari Institut Reformasi Politik dan Pemilihan, yang menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait pencalonannya.

Para calon baru bisa diajukan secara resmi mulai Oktober. [ab/uh]

logo voa indonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.