Belanda Kembalikan “Harta Karun Dari Lombok” Artefak Curian Milik Indonesia

Belanda mengambil "Harta Karun Lombok" setelah merebut istana Cakranegara di Indonesia Foto: Aly Singh/Rijksmuseum

PROGRES.ID– Pemerintah Belanda dengan penuh kebijaksanaan memutuskan untuk mengembalikan 478 artefak seni yang sangat berharga dan memiliki pentingnya dalam konteks budaya. Artefak-artefak ini telah dijarah selama masa penjajahan di masa lalu. Mulai dari meriam yang mempesona, logam mulia, hingga perhiasan berkilauan, Belanda akan mengembalikan ratusan artefak seni dan budaya yang telah dicuri pada masa penjajahan Belanda ke Indonesia dan Sri Lanka.

Menurut Kementerian Kebudayaan Belanda, Gunay Uslu, dalam pernyataannya pada hari Kamis (06/07/2023) di Den Haag,.

Bacaan Lainnya

“Artefak-artefak tersebut bukanlah sembarang benda. Mereka adalah karya-karya yang sangat berharga dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Keputusan ini memang sebuah “momen bersejarah” yang patut dirayakan.” katanya seperti dilansir dari DW.com

Uslu menambahkan dengan tegas bahwa benda-benda tersebut seharusnya tidak pernah berada di Belanda. Keputusan untuk mengembalikan sekitar 478 objek berharga ini diambil setelah mempertimbangkan rekomendasi dari komisi penyelidikan mengenai akuisisi ilegal kolonial Belanda yang dibentuk oleh pemerintah tahun lalu. Saat ini, benda-benda tersebut dipamerkan di berbagai museum di Belanda.

Komisi ini terbentuk berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia untuk mengembalikan karya seni dan koleksi sejarah alam yang diambil oleh bekas penguasa kolonialnya.

Di antara benda-benda yang dijarah oleh pasukan Belanda, terdapat harta karun dari Lombok yang terkenal. Koleksi ini terdiri dari ratusan batu mulia, emas, dan perak yang dijarah oleh tentara kolonial Belanda pada tahun 1894. Sebagian dari harta karun ini sebelumnya telah dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1977.

Selain itu, ada juga Meriam Kandy yang merupakan salah satu artefak penting hasil rampasan perang lainnya. Meriam ini akan dikembalikan ke Sri Lanka. Meriam seremonial yang terbuat dari perunggu, perak, dan emas ini dihiasi dengan batu rubi yang indah. Laras panjangnya dihiasi dengan simbol-simbol Raja Kandy dan diyakini telah jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1765. Sejak tahun 1800, meriam ini menjadi bagian dari koleksi museum seni dan sejarah nasional Belanda, yaitu Rijksmuseum.

Pada pekan ini, sebuah upacara akan diadakan secara resmi untuk menyerahkan artefak curian ini kepada Indonesia.

Pengumuman mengenai pengembalian artefak berharga oleh pemerintah Belanda ini muncul tak lama setelah permintaan maaf dari Raja Belanda atas penderitaan yang dialami oleh ratusan ribu orang di bawah penindasan Belanda. Pada Sabtu (01/07/2023), Raja Willem-Alexander secara resmi meminta maaf dalam rangka memperingati 150 tahun penghapusan perbudakan di Belanda, yang merupakan salah satu kekuatan kolonial terbesar pada abad ke-17 dan seterusnya.

Tidak hanya Belanda, Museum Berlin juga telah mengumumkan kesiapannya untuk mengembalikan ratusan tengkorak manusia ke bekas jajahan Jerman di Afrika Timur. Prancis pun tak ketinggalan, mereka telah mengembalikan patung dan singgasana kerajaan yang diambil dari negara Afrika Barat, Benin, pada tahun 2021. Bahkan, Belgia juga telah mengembalikan gigi berlapis emas milik pahlawan kemerdekaan Kongo, Patrice Lumumba, pada tahun lalu.(Bara)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.