Iran Tak Ingin Ketegangan Regional Meningkat, Tapi Tetap Ingin “Hukum” Israel

reklame presiden iran
Warga Iran berkendara di samping papan reklame Presiden Iran Masoud Pezeshkian (kanan) dan mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di alun-alun Valise di Teheran pada 1 Agustus 2024. (Foto: AFP via VOA Indonesia)

PROGRES.ID – Iran menegaskan bahwa mereka tidak berusaha memperburuk ketegangan di kawasan, tetapi berpendapat bahwa sanksi terhadap Israel diperlukan untuk mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.

Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (5/8/2024), setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pekan lalu.

Bacaan Lainnya

“Iran berusaha menciptakan stabilitas di kawasan, tetapi hal itu hanya bisa tercapai dengan menghukum agresor dan mencegah tindakan lebih lanjut dari rezim Zionis (Israel),” ujar Nasser Kanaani.

Dia menekankan bahwa langkah-langkah dari Teheran ini tidak dapat dihindari. Kanaani meminta Amerika Serikat untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel. D

ia juga menyatakan bahwa masyarakat internasional telah gagal dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga stabilitas di kawasan, sehingga harus mendukung upaya untuk memberikan “hukuman bagi agresor.”

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar dan kepala misi yang berada di Teheran untuk bertemu dengan penjabat Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani pada Senin untuk menegaskan kembali komitmen Iran dalam menanggapi tindakan Israel.

Pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam akan diadakan pada Rabu (7/8/2024) atas permintaan Iran untuk membahas pembunuhan Haniyeh dan tanggapan Iran, ujar Kanaani.

Teheran dan kelompok-kelompok yang mendukung Iran seperti Hamas dan Hizbullah menuduh Israel atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli di ibu kota Iran.

Kematiannya adalah salah satu dari serangkaian pembunuhan terhadap tokoh senior Hamas selama perang di Gaza antara Hamas dan Israel yang sudah berlangsung hampir sebelas bulan.

Pejabat Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kasus ini. Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam, Hossein Salami, pada Senin (5/8/2024) kembali mengulangi ancaman kelompok elit tersebut bahwa Israel “akan menerima hukuman pada waktunya.” [ah/rs]

Pos terkait