Kepemilikan Senjata Nuklir: Rusia Berbicara tentang Keamanan dan Respons Terhadap Ancaman

istimewa

PROGRES.ID– Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dengan tegas menyatakan bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh negaranya adalah langkah perlindungan diri sebagai respons terhadap ancaman-ancaman keamanan. Selain itu, Moskow secara konsisten mengingatkan negara-negara Barat akan potensi risiko dalam mencegah eskalasi konflik antara kekuatan nuklir.

Dalam wawancara dengan majalah pemerintah, The International Affairs, yang diterbitkan pada Sabtu (19/8/2023) pagi di situs web Kementerian Luar Negeri, Lavrov menjelaskan, “Kepemilikan senjata nuklir hari ini adalah satu-satunya respons yang memungkinkan atas sejumlah ancaman eksternal yang signifikan terhadap keamanan negara kami,.”

Bacaan Lainnya

Bulan lalu, mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengemukakan pandangan bahwa Moskow harus bersiap-siap menggunakan senjata nuklir jika Ukraina berhasil melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia. Namun, konflik antara Rusia dan Ukraina bukanlah satu-satunya fokus perhatian. Negara-negara Barat juga memberikan dukungan senjata nuklir kepada Ukraina, yang tengah berupaya merebut kembali wilayah yang telah direbut oleh Rusia sejak invasi pada Februari 2022.

Lavrov dengan tegas mengingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) berisiko terlibat dalam “situasi konfrontasi bersenjata langsung antara negara-negara pemilik senjata nuklir.” Ia menekankan perlunya mencegah perkembangan semacam itu. Dalam konteks ini, Lavrov mengingatkan akan adanya risiko tinggi baik dari segi politik maupun militer, dan mengirimkan sinyal yang bertujuan untuk mengingatkan pihak lawan.

“Kami percaya perkembangan semacam itu harus dicegah. Oleh karena itu, kami harus mengingatkan tentang keberadaan risiko politik dan militer yang tinggi dan mengirimkan sinyal yang menyadarkan lawan-lawan kami,” kata Lavrov.

Tanggapan dari pihak Barat juga tidak kalah serius. Presiden AS, Joe Biden, menganggap ancaman Rusia terkait penggunaan senjata nuklir taktis sebagai ancaman nyata. Sementara itu, Jens Stoltenberg, kepala NATO, mengungkapkan bahwa aliansi militer ini belum mendeteksi perubahan signifikan dalam kebijakan kekuatan nuklir Rusia.

Dalam kalimat yang terus dinamis ini, isu senjata nuklir dan kebijakan keamanan tetap menjadi sorotan, dengan pernyataan Lavrov menunjukkan bagaimana perspektif Rusia dalam hal ini.(rg/voa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.