Peristiwa

Viral di Facebook: Pendeta HKBP Tegur Keluarga Duka karena Tas di Dalam Peti Jenazah

7
pendeta hkbp viral
Tangkapan layar video pendeta HKBP yang viral di Facebook

PROGRES.ID – Sebuah video yang viral di Facebook memperlihatkan momen mengejutkan saat seorang pendeta menegur keluarga duka dalam sebuah upacara pemakaman.

Kejadian ini terjadi saat upacara penutupan peti jenazah di mana ditemukan sebuah tas yang diduga milik almarhumah berada di dalam peti.

Video berdurasi 1,30 menit tersebut menampilkan prosesi adat saurmatua atau sarimatua yang diadakan untuk seorang wanita lanjut usia.

Meskipun lokasi tepatnya belum diketahui, dari pakaian para pelayan gereja, diketahui bahwa ibadah tersebut berasal dari gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan).

Saat prosesi penutupan peti berlangsung, terdengar lagu pujian dari Buku Ende HKBP Nomor 449 berjudul “Sai Solhot tu Silangmi.”

Namun, saat lagu tersebut masih berkumandang, pendeta yang memimpin ibadah tiba-tiba mengambil sebuah tas berwarna hitam dari dalam peti jenazah dan meletakkannya di tempat lain. Tak lama setelahnya, pihak keluarga mengambil tas tersebut, dan pendeta itu dengan tegas memperingatkan agar tas tersebut tidak dibawa ke tempat pemakaman.

“Jangan sampai tas ini ada di kuburan. Tinggalkan sekarang. Jika masih dibawa, saya tidak akan melanjutkan pemakaman. Janji?” ucap pendeta tersebut dengan nada serius.

Mengutip HarianSIB.com, kejadian ini dibenarkan oleh Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar. Menurutnya, video yang beredar luas di media sosial ini telah banyak ditonton dan menuai berbagai komentar dari netizen.

Ephorus juga mengonfirmasi bahwa ibadah penutupan peti ini dipimpin oleh Pendeta HKBP Resort Bonjong Menteng Jakarta, meskipun ia tidak menyebutkan nama pendeta tersebut. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa pendeta yang dimaksud adalah Pdt. Lundu Simanjuntak.

Dalam pesan WhatsApp kepada wartawan pada Senin (2/9/2024), Pdt. Dr. Robinson Butarbutar menjelaskan bahwa sesuai dengan “Poda Tohonan” (amanat tahbisan) pendeta, Konfessi, dan RPP HKBP, setiap pendeta HKBP bertugas untuk menegur jemaat yang terjebak dalam sinkretisme, yakni perpaduan antara agama dengan aliran atau kepercayaan lain, sesuai dengan pertimbangannya. Jika seorang pendeta mengabaikan hal ini, ia bisa mendapat teguran dari supervisornya dan bahkan diperiksa dalam rapat para pendeta di distrik tempatnya bertugas.

Terkait cara pendeta tersebut menyampaikan teguran, Ephorus menjelaskan bahwa pendeta itu sudah memberikan peringatan dalam khotbahnya sebelumnya tentang larangan melakukan sinkretisme. Namun, ketika teguran itu tidak diindahkan dan ada yang melanggar wewenang pendeta, pendeta harus bertindak tegas sesuai dengan tugasnya sebagai pemimpin ibadah.

“Pendeta sudah dengan jelas dan tegas menyampaikan pesan dalam khotbahnya, dan tindakannya adalah bagian dari upaya menjalankan tugas sesuai dengan amanat tahbisannya,” pungkas Ephorus dengan tegas.

error: Konten ini diproteksi !!

Exit mobile version