Tutup


Entertainment

Fakta-Fakta Mengejutkan di Balik Layar Film “Fifty Shades of Grey” (2015)

Progres.id
×

Fakta-Fakta Mengejutkan di Balik Layar Film “Fifty Shades of Grey” (2015)

Sebarkan artikel ini
Fifty Shades of Grey/istimewa

PROGRES.ID– Film “Fifty Shades of Grey” tahun 2015 bukan sekadar sebuah cerita romansa sensual, tetapi juga sebuah fenomena budaya yang menghebohkan. Di balik layar, terdapat fakta-fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui. Mari kita gali lebih dalam tentang apa yang terjadi dalam produksi film yang penuh dengan misteri ini.

1. Awalnya Bukanlah Film Studio Besar

Meskipun film ini akhirnya dirilis oleh Universal Pictures, awalnya tidak mudah untuk menjual konsep film “Fifty Shades of Grey” kepada studio-studio besar. Alasannya adalah materi kontroversial dan erotis dalam ceritanya. Akhirnya, Focus Features, bagian dari Universal Pictures, yang mengambil risiko untuk memproduksi film ini. Hasilnya, film ini menjadi salah satu film terlaris tahun itu.

2. Penggantian Pemain Utama

Sebelum Dakota Johnson dan Jamie Dornan dipilih, banyak aktor dan aktris terkenal yang dijajaki untuk peran utama. Emma Watson adalah salah satu nama yang disebut-sebut untuk peran Anastasia Steele, tetapi ia menolak tawaran tersebut. Charlie Hunnam sebelumnya terpilih sebagai Christian Grey, tetapi kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Jamie Dornan.

3. Dukungan dari Pengarang Novel

E.L. James, pengarang novel “Fifty Shades of Grey,” memainkan peran penting dalam produksi film ini. Ia memiliki kendali kreatif yang cukup besar atas proyek ini, termasuk pemilihan pemeran dan perkembangan cerita. Hal ini cukup jarang terjadi dalam adaptasi novel ke layar lebar.

4. Kerahasiaan yang Ketat

Proses produksi film ini sangat tertutup. Para pemeran dan kru produksi diberikan kontrak kerahasiaan yang ketat, dan banyak aspek dari film ini tetap dirahasiakan hingga rilisnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga ketertarikan penonton dan menjaga misteri dalam cerita.

5. Set Khusus untuk Adegan Seksual

Adegan-adegan intim dalam film ini dibuat dengan sangat hati-hati. Sebuah set terpisah yang dikhususkan untuk adegan-adegan sensual dibangun agar para pemeran bisa merasa lebih nyaman dan terlindungi selama pengambilan gambar.

6. Efek Positif pada Penjualan Alat BDSM

Tidak hanya mempengaruhi dunia perfilman, “Fifty Shades of Grey” juga memiliki dampak pada penjualan alat-alat BDSM (Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism, dan Masochism). Setelah rilisnya film, penjualan peralatan dan buku tentang BDSM meningkat pesat.

7. Kelanjutan Cerita

Film ini adalah bagian pertama dari trilogi “Fifty Shades.” Dua film lanjutannya, “Fifty Shades Darker” dan “Fifty Shades Freed,” juga dirilis dalam beberapa tahun berikutnya untuk menutup kisah cinta yang penuh gairah antara Anastasia dan Christian.

“Fifty Shades of Grey” tahun 2015 mungkin memiliki sejumlah kontroversi, tetapi tidak ada yang dapat membantah dampaknya yang besar pada budaya populer dan industri film. Film ini mengajarkan kita bahwa kadang-kadang, misteri dan ketegangan bisa menjadi daya tarik yang tak terelakkan di balik kisah romansa yang sensual.(rg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Konten ini diproteksi !!