Entertainment

Review Film Bagman (2024), Kengerian Masa Lalu yang Menakutkan

Sinopsis Bagman/ist

PROGRES.ID- Bagman resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 25 September 2024, membawa genre horor dengan durasi 93 menit yang menjanjikan teror mendalam.

Film yang diproduksi oleh Lionsgate ini disutradarai oleh Colm McCarthy dan ditulis oleh John Hulme, dengan Sam Claflin sebagai pemeran utama.

Namun, di balik premisnya yang menjanjikan, apakah film ini benar-benar mampu memberikan pengalaman horor yang memuaskan?

Sinopsis dan Premis Kuat yang Menjanjikan

Film ini mengisahkan Patrick (Sam Claflin), seorang pria yang dihantui trauma masa kecilnya ketika ia hampir menjadi korban dari Bagman, makhluk mitos yang menculik anak-anak dan menyembunyikan mereka dalam tas hingga mereka membusuk.

Setelah bertahun-tahun hidup dengan trauma itu, Patrick kini menjadi seorang ayah, dan teror Bagman kembali, kali ini mengancam keluarganya.

Premis tentang seorang ayah yang berjuang melawan ketakutannya demi melindungi keluarganya dari makhluk legendaris menciptakan daya tarik awal yang kuat.

Bagman, sebagai makhluk yang mengerikan dari legenda urban, memiliki potensi besar sebagai sosok antagonis yang menakutkan.

Sosok ini telah dikenal di berbagai budaya sebagai ancaman nyata bagi anak-anak, yang memberikan sentuhan klasik pada film.

Konsep legenda Bagman berhasil menambah dimensi cerita yang menyeramkan, membuat penonton merasa tidak nyaman dengan ancaman yang terus mengintai.

Namun, di sinilah masalah utama mulai muncul. Meski karakter Bagman berhasil membangun atmosfer mencekam, ia terlalu jarang muncul sepanjang film, membuat ketegangannya menurun di beberapa titik.

Sam Claflin: Aktor yang Menyokong Emosi Cerita

Sam Claflin memberikan performa kuat dalam memerankan Patrick. Aktor yang dikenal dari serial Peaky Blinders ini berhasil menunjukkan berbagai emosi kompleks, mulai dari ketakutan, putus asa, hingga determinasi seorang ayah yang mencoba melindungi anaknya.

Peran Patrick diisi dengan trauma masa kecil yang membuatnya sering mengunjungi psikiater, namun ketika teror kembali muncul, ia harus menghadapi ketakutan terdalamnya.

Chemistry Claflin dengan Antonia Thomas, yang memerankan Karina, istrinya, juga menambah kedalaman cerita. Hubungan emosional mereka terlihat autentik, terutama ketika keduanya terjebak dalam situasi yang penuh ketegangan dan bahaya.

Kekuatan akting Claflin dalam setiap adegan menambah elemen drama yang membuat penonton ikut merasakan kepanikan dan ketakutan yang dialami karakter utama.

Eksekusi Naskah dan Sinematografi yang Kurang Memuaskan

Meskipun premisnya menjanjikan, Bagman tersandung pada kelemahan di sisi naskah. Dialog-dialog di beberapa bagian terasa kurang alami dan alur cerita terkadang terasa tersendat, mengurangi ritme ketegangan yang diharapkan dalam sebuah film horor.

Ada momen-momen yang terasa berulang, membuat sebagian adegan terasa lambat dan kurang greget. Meski akting para pemain kuat, skenario yang tidak terlalu matang membuat mereka tidak bisa memaksimalkan potensi peran mereka.

Selain naskah, sinematografi juga menjadi kelemahan utama film ini. Pencahayaan yang minim di banyak adegan—yang mungkin dimaksudkan untuk menambah atmosfer horor—malah membuat beberapa momen sulit dinikmati.

Beberapa adegan yang gelap terasa terlalu berlebihan, sehingga ketegangan yang seharusnya dirasakan justru menghilang. Meski ada beberapa jump scare yang efektif, nuansa seram dari Bagman tidak selalu terjaga dengan baik sepanjang film.

Kesimpulan: Potensi Besar yang Kurang Terjaga

Bagman adalah film horor dengan potensi besar, terutama dengan premis yang melibatkan trauma masa kecil dan sosok makhluk menyeramkan dari legenda urban.

Sam Claflin dan Antonia Thomas berhasil memberikan penampilan yang solid, memberikan emosi dan dinamika yang kuat pada kisah keluarga di tengah ancaman teror.

Namun, kelemahan pada naskah dan eksekusi visual membuat film ini kurang berhasil memenuhi ekspektasi.

Bagi penggemar horor yang menikmati cerita tentang legenda urban atau monster menyeramkan, Bagman masih layak untuk ditonton, terutama karena kehadiran Sam Claflin yang kuat.

Namun, bagi mereka yang mencari film horor dengan plot yang rapi dan visual yang tajam seperti karya-karya horor A24, film ini mungkin terasa kurang memuaskan.

Meski mampu memulai dengan janji ketegangan, Bagman gagal menjaga intensitas tersebut hingga akhir.

Film ini berdurasi 93 menit dan diberi rating D17+, menjadikannya tontonan yang cocok bagi penggemar horor dewasa yang ingin mencari kengerian baru di bioskop.

Namun, untuk pengalaman horor yang benar-benar memuaskan, mungkin Bagman bukanlah pilihan yang sempurna.

error: Konten ini diproteksi !!

Exit mobile version