Aksi Bersatu Aktor Hollywood dan Penulis Naskah, Tuntut Pembayaran yang Adil di Era Streaming dan pembatasan Kecerdasan Buatan (AI)

Foto: Mike Blake/Reuters/voa

PROGRES.ID-Aksi mogok kerja yang tak terlupakan terjadi di Hollywood pada Jumat (14/7/2023), saat sejumlah aktor Hollywood yang tengah mogok kerja bersatu dengan para penulis naskah film dan televisi dalam demonstrasi yang menuntut pembayaran yang lebih tinggi di era layanan streaming, serta pembatasan penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Demo gabungan ini merupakan yang pertama dalam 63 tahun sejarah industri hiburan.

Di luar beberapa studio terkemuka, para demonstran mengeluarkan seruan dan slogan-slogan tuntutan mereka dengan penuh semangat.

Bacaan Lainnya

Aksi mogok kerja ini menambah kerugian ekonomi akibat penolakan para penulis yang dimulai pada 2 Mei. Demo ini semakin meningkatkan tekanan yang dirasakan oleh industri media bernilai miliaran dolar yang sedang berjuang menghadapi perubahan besar dalam bisnis hiburan.

Di Kota New York dan Los Angeles, para aktor melakukan pawai ke kantor-kantor perusahaan layanan streaming seperti Netflix, Paramount Global, dan perusahaan lainnya. Mereka menuntut pembayaran kompensasi yang lebih tinggi bagi para aktor dan sejumlah tunjangan lainnya.

Di luar kantor Warner Bros Discovery di New York, aktris Susan Sarandon menyampaikan, “Kami masih menggunakan kontrak baru untuk bisnis yang baru, dan hal ini belum berhasil bagi banyak orang. Keserakahan korporasi yang ditunjukkan oleh studio telah mempersulit kehidupan orang-orang.”

Meskipun kebanyakan aktor yang tergabung dalam Serikat Pekerja Film – Federasi Artis Televisi dan Radio Amerika (Screen Actors Guild – American Federation of Television and Radio Artists/SAG-AFTRA) termasuk bintang-bintang Hollywood yang paling terkenal dan paling kaya, demonstrasi pada Jumat (14/7/2023) ini juga melibatkan wajah-wajah kurang dikenal. Namun, mereka merupakan mayoritas anggota serikat pekerja dengan total 160 ribu anggota.

Aktor Caitlyn Knisely di luar Paramount Pictures yang dipenuhi pohon palem di Los Angeles menyatakan, “Kebanyakan dari kami adalah aktor dan penulis kelas menengah, dan kami hanya ingin dapat melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain dalam kehidupan sehari-hari kami. Kami ingin memiliki rumah sendiri, keluarga, dan mampu memenuhi kebutuhan hidup kami.”

Di kantor pusat Netflix di Los Angeles, para demonstran berseru, “Netflix, bayar dong!”

Aliansi Produser Film dan Televisi (Alliance of Motion Picture and Television Producers/AMPTP), kelompok yang mewakili Netflix, Disney, dan studio-studio lain dalam negosiasi gaji, mengklaim telah menawarkan kenaikan kompensasi yang signifikan kepada anggota SAG-AFTRA dan Serikat Penulis Amerika (Writers Guild of America/WGA).

Beberapa sumber yang dekat dengan studio-studio tersebut menjelaskan bahwa industri hiburan sedang menghadapi masa sulit. Banyak layanan streaming yang belum mampu menghasilkan keuntungan setelah menghabiskan miliaran dolar untuk program-program yang bertujuan menarik pelanggan.

Disney, Comcast Corp, Universal, dan Paramount masing-masing mengalami kerugian ratusan juta dolar dari layanan streaming pada kuartal terakhir. Pada saat yang sama, popularitas layanan streaming telah menggerus pendapatan iklan televisi karena penonton TV tradisional semakin berkurang dan penjualan tiket film masih di bawah tingkat sebelum pandemi.

Serikat-serikat pekerja seni juga meminta jaminan bahwa pekerjaan mereka tidak akan digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI. Pemimpin SAG-AFTRA menyatakan bahwa sejumlah studio telah menawarkan pembayaran untuk satu hari kerja serta penggunaan gambar digital para aktor selamanya.

AMPTP membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa studio-studio tersebut telah menawarkan perlindungan “terobosan” terkait penggunaan AI.(Voa)

Pos terkait