Berita UtamaInternasional

Anak Perempuan Afganistan Bisa Sekolah atau Tidak? Taliban Masih Tangguhkan Pengumumannya

Mahasiswa dan mahasiswi afganistan
Mahasiswa dan mahasiswi duduk secara terpisah saat mengikuti kuliah di Universitas Avicenna di Kabul, Afghanistan 6 September 2021 lalu (foto: dok. VOA Indonesia)

PROGRES.ID – Pihak berwenang Taliban di Afghanistan telah menangguhkan pengumuman apakah anak perempuan dapat mengakses fasilitas pendidikan atau tidak.

Sejak Taliban kembali berkuasa pertengahan Agustus lalu, anak perempuan di atas kelas enam sekolah dasar telah dilarang bersekolah. Beberapa universitas di sebagian besar negara itu memang telah kembali dibuka awal tahun ini, tetapi sebagian besar provinsi tidak mengizinkan anak perempuan dan perempuan untuk melanjutkan pendidikan mereka di atas sekolah dasar.

Akhir pekan ini penguasa Taliban Afghanistan sedianya akan mengumumkan soal anak perempuan boleh kembali melanjutkan pendidikan ke bangku sekolah menengah atau tidak. Tetapi hingga laporan ini disampaikan belum ada pengumuman apapun.

Banyak gadis, seperti Elaha, dan saudara perempuannya Elhama, yang seharusnya duduk di sekolah menengah, merasa tidak nyaman karena tidak dapat merencanakan masa depan mereka. Elaha ingat hari ketika Taliban mengumumkan larangan bersekolah, sebagai saat yang sangat buruk dan menyedihkan, ujarnya pada penyiar Inggris Sky, sebagaimana dikutip Associated Press.

Warga: Taliban Menipu Semua Perempuan Afghanistan

Namun ini bukan saat pertama Taliban memutuskan tidak membuka kembali sekolah bagi anak perempuan. Fatima Amid, seorang guru di Kabul, mengatakan Taliban berniat membungkam perempuan dengan menjanjikan bahwa sekolah akan dibuka kembali.

“Hari ini kami akan membuka sekolah. Besok kami akan membuka sekolah. Begitu terus. Tetapi tidak ada yang terjadi. Pada akhirnya, tidak ada sekolah yang dibuka (bagi anak perempuan). Mereka menipu semua perempuan Afghanistan,” ujarnya lantang.

Wakil juru bicara Taliban, Bilal Karimi, mengklaim “pintu sekolah tidak ditutup” dan mengatakan kepada Sky bahwa kebijakan itu masih ditinjau. [em/jm]

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

error: Konten ini diproteksi !!

Exit mobile version