Heri Budianto: Waspadai “Politisi Instan”

Heri Budianto
Dr. Heri Budianto, M.Si | Foto: Hasan Basri/PROGRES.ID

**Batas Iklan**

PROGRES.ID, REJANG LEBONG – Pengamat politik yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Heri Budianto menegaskan supaya masyarakat berhati-hati terhadap politisi yang instan.

Ia menjelaskan, politisi instan akan berupaya melakukan apa saja asal tujuannya tercapai.

Bacaan Lainnya

“Politisi instan ini adalah mereka yang bukan berbasis dari kader politik. Artinya muncul secara tiba-tiba menjadi politisi yang sebelumnya tidak ada aktifitas dari partai politik,” tegas Heri Budianto saat menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD) di Politeknik Raflesia Rejang Lebong, Selasa (27/2/2018).

Diakui Heri, pada Pemilu Legislatif tahun 2014 di Bengkulu, permainan politik uang sangat luar biasa dan dilakukan secara masif.

Dr. Heri Budianto, M.Si | Foto: Hasan Basri/PROGRES.ID

“Mereka memanfaatkan politik uang kepada mata pilih tradisional dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Ada beberapa cara dilakukan mulai dari paket perorangan, hingga paket keluarga. Hal serupa hampir terjadi di suluruh wilayah Indonesia,” tandasnya.

Kondisi ini, lanjutnya, akan membuat politisi yang benar-benar sudah lama membina partai politiknya menjadi korban hingga tidak ada kesempatan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat di parlemen, karena sudah “disalip” oleh oknum politisi instan.

Heri menambahkan, sejumlah pemimpin kepala daerah baik provinsi, kabupaten dan kota yang berpolitik instan sudah banyak tertangkap tangan atau terjaring OTT oleh KPK.

“Sudah banyak yang terjaring OTT KPK,” sambungnya.

Heri berharap ke depan harus ada sinergi antara KPU, Bawaslu, dan kepolisian, karena ini tidak main-main lagi. Pelaku politik uang, para kandidat itu akan langsung didiskualifikasi dan dipidana.

“KPU, Bawaslu, dan kepolisian harus bersinergi. Kandidat yang terbukti politik uang langsung diskualifikasi saja,” demikian Heri.(asb)

Pos terkait