Ziarah: Menapaki Jejak Pencarian dan Pengampunan dalam Sebuah Perjalanan Mengharukan

ziarah/istimewa

**Batas Iklan**

PROGRES.ID– Film Ziarah (2016) menghadirkan kisah drama Indonesia yang diberdayakan oleh sentuhan sutradara B.W. Purba Negara. Dalam ceritanya, Mbah Sri, seorang nenek berusia 95 tahun, memulai perjalanan mencari makam suaminya yang hilang bertahun-tahun lamanya, mengajak penonton pada perjalanan pencarian dan pengampunan yang tak terlupakan.

Pintu pembuka film ini menghadirkan adegan Mbah Sri yang tengah merayu Tuhan di makam suaminya, berharap bisa bertemu kembali dengannya di alam baka.

Bacaan Lainnya

Berpenuh tekad, Mbah Sri memutuskan untuk mengemban pencarian makam sang suami sendiri, dibantu oleh Prapto, cucunya.

Petualangan Mbah Sri dan Prapto mengusung penonton dari desa asal mereka di Jawa Tengah hingga melintasi wilayah-wilayah seperti Yogyakarta, Solo, dan Malang.

Melalui perjalanan ini, Mbah Sri berjumpa dengan berbagai pribadi, termasuk mereka yang menjadi saksi hidup sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di tengah jalan, ia juga berjumpa dengan seorang dukun yang menjadi pemandu dalam pencarian makam sang suami.

Semakin dalam perjalanan dilalui, semakin dalam pula pembelajaran yang didapat oleh Mbah Sri mengenai kehidupan dan kematian. Di saat yang sama, ia pun mulai memahami pentingnya pengampunan terhadap kesalahan suaminya di masa lalu.

Akhirnya, perjalanan ini membuahkan hasil, saat makam sang suami ditemukan di suatu desa terpencil. Kegembiraan dan kedamaian pun menyertai pertemuan kembali yang sudah lama dinanti-nantikan itu.

Kelebihan dan Kelemahan Film

Kelebihan

Alur cerita yang sederhana namun menyentuh jiwa. Cerita film ini sederhana, tetapi sangat kaya makna. Kisah ini menggambarkan kesetiaan dan cinta sejati dari seorang istri kepada suaminya.
Penampilan luar biasa dari para aktor dan aktris. Ponco Sutiyem yang memerankan Mbah Sri menghidupkan karakter dengan begitu meyakinkan. Ia berhasil menghadirkan sosok nenek yang penuh cinta dan kesetiaan.
Penggambaran visual yang memukau. Film ini menampilkan lokasi-lokasi indah seperti Yogyakarta, Solo, dan Malang. Sinematografinya sangat menawan, memukau para penonton.

Kelemahan

Kelambatan dalam alur cerita. Beberapa adegan dalam film ini terasa cukup lambat, yang dapat memancing rasa bosan penonton.
Ketidakjelasan asal-usul konflik antara Mbah Sri dan Pawiro. Penjelasan mengenai akar masalah antara keduanya tidak cukup tajam, yang mungkin membuat penonton ingin lebih memahami.
Kesimpulan

Dalam keseluruhan, Ziarah adalah film drama Indonesia yang layak untuk dinikmati. Ceritanya yang sederhana namun begitu dalam, ditambah penampilan luar biasa dari para aktor, menjadikan film ini unik dan menggugah. Pesan moralnya yang mendalam, mengajarkan pentingnya memberi maaf kepada mereka yang pernah melukai kita, tercermin melalui perjalanan Mbah Sri yang akhirnya mampu memaafkan sang suami atas kesalahan di masa lalu.(sr)

Pos terkait