Dengan Tidak Menyerang Calon Lawan, Elektabilitas Prabowo Justru Menukik

Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangangn kepada media seusai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Oktober 2019 (Foto: AP via VOA Indonesia)

**Batas Iklan**

JAKARTA, PROGRES.ID – Elektabilitas Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, sebagai bakal calon presiden terus mengalami peningkatan dan bahkan mengungguli nama-nama lain seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, menurut beberapa hasil survei terbaru yang baru saja dirilis.

Salah satu survei terbaru yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada tahun 2024 semakin meningkat, dengan selisih yang signifikan dari Ganjar Pranowo. Elektabilitas Prabowo mencapai 52 persen, sedangkan Ganjar Pranowo mencatat 41,6 persen.

Bacaan Lainnya

Hasil survei dari Indikator Politik Indonesia juga menyebutkan bahwa Prabowo Subianto unggul dengan persentase 36,8 atas Ganjar Pranowo yang meraih 35,7 persen, dan Anies Baswedan dengan 21,5 persen. Bahkan, dalam beberapa survei, Prabowo juga unggul di kalangan pemilih generasi Z dan milenial, dengan 40,5 persen dari generasi Z memilih mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut, termasuk generasi milenial.

Menurut pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, ada dua faktor yang menyebabkan elektabilitas Prabowo terus meningkat. Pertama, efek “endorsement” atau dukungan dari Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa tahun 2024 menjadi jatah Prabowo sebagai presiden. Kedua, Prabowo sering terlihat bersama dengan Jokowi, yang juga berkontribusi pada peningkatan elektabilitasnya.

Selain itu, strategi kampanye Prabowo dan timnya yang tidak menyerang juga menjadi faktor yang berpengaruh. Sebagian masyarakat cenderung menghindari perdebatan dalam pemilu dan lebih mempertimbangkan apa yang mereka dapatkan atau kebijakan yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka.

Pernyataan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menyebut calon presiden sebagai “petugas partai” juga mempengaruhi elektabilitas Prabowo yang naik dan Ganjar yang merupakan calon dari PDIP yang mengalami penurunan.

Polemik pembatalan Piala Dunia U-20 juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap Ganjar. Upaya Ganjar dalam menelepon penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi juga dinilai kurang pantas karena statusnya sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Isu “pelanggar HAM” yang selalu menempel pada Prabowo sebelumnya mempengaruhi beberapa pencalonannya. Namun, saat ini, isu tersebut tidak lagi menjadi hal yang dapat mengalihkan pemilih dari pilihan mereka. Prabowo juga telah mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh yang sebelumnya terlibat dalam isu ini, seperti Budiman Sudjatmiko.

Dalam situasi politik saat ini, para pemilih lebih cenderung melihat visi misi dan kebijakan yang ditawarkan oleh calon presiden, daripada terfokus pada isu masa lalu. Semua tiga kandidat, Prabowo, Ganjar, dan Anies, dianggap memiliki sejarah yang tidak sekelam Marcos atau Soeharto.

Hasil survei menjadi motivasi bagi Partai Gerindra untuk bekerja lebih keras dalam mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Meskipun elektabilitas Prabowo terus meningkat, partai ini tetap berkomitmen untuk bekerja keras dalam menghadapi pemilihan presiden yang akan datang. [fw/ft]

Pos terkait