Festival ini tidak hanya menyajikan beragam hiburan rakyat tetapi juga mendorong perekonomian daerah, khususnya bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar, menjelaskan bahwa Festival Tabot tahun ini melibatkan 120 sanggar seni dan komunitas seni dan budaya Bengkulu. Selain itu, ada 400 UMKM yang berpartisipasi dengan total 1.500 pelaku ekonomi kreatif.
“Selain acara adat, festival juga dimeriahkan dengan pagelaran seni budaya seperti lomba dhol, lomba tari kreasi, telong-telong, dan lomba ikan-ikan. Ada juga pertunjukan dari daerah tetangga, seperti Kota Padang, Sumatera Barat,” jelas Murlin.
Pembukaan Festival Tabot juga dihadiri oleh Staf Khusus Pariwisata RI Okto Irianto, Kepala Badan Keamanan Laut Jendral Irwansyah yang merupakan putra asli Bengkulu, perwakilan dari Provinsi Jambi, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.
Tahun ini, Festival Tabot berfokus pada penyelenggaraan yang berkelanjutan, menjadikannya lebih teratur, bersih, dan ramah lingkungan. Diyakini acara ini akan berjalan lebih baik, aman, dan nyaman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Panitia telah menyediakan berbagai fasilitas umum bagi pengunjung, seperti toilet, mushola, water station (tempat isi ulang air minum gratis), ruang ramah anak, recharge zone (tempat pengisian daya), information booth, posko kesehatan, posko keamanan, dan smoking area.
Penyelenggaraan berbagai acara di Bengkulu menjadi tantangan yang harus diwujudkan secara kreatif dan inovatif dalam kalender tahunan yang terstruktur dan berkesinambungan sepanjang tahun.