Ini Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia 2023 Versi Forbes Real-time Billionaires

Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong (Forbes)

PROGRES.ID – Budi Hartono, pendiri Grup Djarum yang mengendalikan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), berada dalam posisi yang semakin dekat untuk merebut tahta orang terkaya nomor 1 di Indonesia dari Low Tuck Kwong, pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Saat ini, harga saham BYAN tengah turun 6,3% dalam sebulan terakhir, sehingga secara year to date (ytd) terpangkas sebesar 10,9%. Sementara itu, saham BBCA naik sebesar 2,9% dalam sebulan terakhir dan naik 2% secara year to date ke level Rp 8.725.

Menurut Forbes, kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$ 26 miliar (Rp 395,4 triliun) pada Kamis malam (23/2/2023) dan menempati peringkat 1 sebagai orang terkaya di Indonesia. Sementara itu, Budi Hartono berada di peringkat 2 dengan kekayaan senilai US$ 25,3 miliar (Rp 384,6 triliun). Kekayaan Budi Hartono saat ini semakin mendekati Low Tuck Kwong, dan ia memiliki peluang besar untuk merebut tahta orang terkaya nomor 1 di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Adapun Michael Hartono, pendiri Grup Djarum lainnya, berada di peringkat 3 dengan kekayaan senilai US$ 22,9 miliar. Sebelumnya, Michael Hartono sempat menempati peringkat 2. Sedangkan daftar orang terkaya di Indonesia secara keseluruhan pada Kamis malam (23/2/2023) adalah sebagai berikut:

  1. Low Tuck Kwong US$ 26 miliar
  2. R. Budi Hartono US$ 25,3 miliar
  3. Michael Hartono US$ 22,9 miliar
  4. Sri Prakash Lohia US$ 7,6 miliar
  5. Prajogo Pangestu US$ 5,8 miliar
  6. Chairul Tanjung US$ 5,1 miliar
  7. Djoko Susanto US$ 4,5 miliar
  8. Tahir & keluarga US$ 4,4 miliar
  9. TP Rachmat US$ 3,2 miliar
  10. Martua Sitorus US$ 3,2 miliar

Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, saham batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan masuk dalam fase konsolidasi tahun ini setelah kenaikan pada tahun 2022. Normalisasi harga batu bara di pasar global juga mempengaruhi penurunan permintaan di sektor komoditas, khususnya batu bara. Oleh karena itu, sektor batu bara masih dalam keadaan downtrend dan investor mencermati peningkatan probabilitas resesi.

(ai)

Pos terkait