Terkait Kontroversi Buku Aku Berani Tidur Sendiri, Mendikbud : Peraturan di Kemendikbud Belum Ada, Tapi Mungkin Bisa Dikaitkan Dengan KUHP

Buku "Aku Berani Tidur Sendiri" diduga memuat konten terlalu vulgar serta ‘tidak ramah anak’ | Foto : VivaNews

**Batas Iklan**

PROGRES.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memastikan bahwa penerbit buku berjudul “Aku Berani Tidur Sendiri” akan dikenakan sanksi.

Untuk itu, pemerintah masih menyelidiki motif pembuatan buku kontroversial yang ‎terlanjur beredar tersebut. Menurut Muhadjid, juga sedang ditelusuri unsur kesengajaan dalam pelanggaran di balik terbitan tersebut. Buku yang dianggap ‘tidak ramah anak’ semacam ini dapat dicegah jika penerbit selektif dalam menerima permintaan.

Bacaan Lainnya

“Terbitan itu menyalahi prosedur. Tidak melalui proses seleksi dan tidak melalui proses editing oleh lingkungan Kemendikbud,” ujar Muhadjir dikutip progres dari Kompas, pada Selasa (28/2/2017).

Menteri Muhadjir menjelaskan bahwa penerbit harus mengacu pada ketentuan dan peraturan Kemendikbud dalam menyeleksi dan melakukan pengeditan buku.

“Padahal setiap bahan pelajaran itu kan mesti harus melalui pemeriksaan dari pusat perbukuan kita, badan perlindungan dan pengembangan,” ujarnya.

Meski demikian, Muhadjir mengakui di lingkungan Kemendikbud belum ada peraturan terkait sanksi untuk kesalahan prosedur semacam itu. Ia juga menambahkan bahwa belum ada aturan khusus yang mengatur masalah konten pelajaran seks atau seks education di sekolah.

“Peraturan yang ada di Kemendikbud belum ada. Tapi itu mungkin bisa kami kaitkan dengan KUHP,” ujar Muhadjir.

Seperti diketahui, buku “Aku Berani Tidur Sendiri” itu diduga memuat konten terlalu vulgar serta ‘tidak ramah anak’ yang menjurus pada penyimpangan seksual pada anak. Buku kontroversial tersebut diketahui merupakan karya penulis Fita Chakra dan Adlina sebagai illustrator, diterbitkan oleh Penerbit Tiga Ananda, anak perusahaan PT. Tiga Serangkai.

Pihak Tiga Serangkai sendiri sudah meminta maaf dan mengaku khilaf atas beredarnya buku tersebut.

”Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, ada kekhilafan pengemasan sehingga menjadi tidak pantas dibaca anak-anak,” ujar General Manager PT. Tiga Serangkai, Mas Adimuawan, saat menyampaikan pernyataan resminya kepada wartawan di Kantor Tiga Serangkai Solo, awal pekan lalu (21/2).

Dari penjelasan Mas, sebenarnya maksud dan tujuan buku yang diterbitkan tersebut baik, yakni sebagai buku ‘parenting’ untuk membantu orang tua menjelaskan kepada anak tentang pentingnya melindungi diri dari orang yang berniat tidak terpuji. Membekali anak bagaimana cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual.

Seperti Apa Sesungguhnya Konten Buku “Aku Bisa Tidur Sendiri” ?

Konten buku terbitan Tiga Serangkai itu menjadi perdebatan setelah beredar luas di sejumlah jejaring sosial.

Mas menjelaskan dalam buku itu sebenarnya terdapat juga pengetahuan dasar tentang seksual yang penting bagi anak sejak dini.

”Kami juga mengangkat materi pengendalian diri dalam salah satu cerita yang dilatarbelakangi dari adanya fenomena anak yang mendapatkan keasyikan saat menyentuh, memegang, dan bahkan memainkan kemaluan mereka,” paparnya

Dikutip dari solopos (27/2), diketahui akun bernama ‘Semiotika Adilulung 1995’ menjadi yang paling awal mengunggah gambar itu melalui Facebook, Senin (20/2). Gambar yang beredar memperlihatkan sampul depan buku dimana terdapat ilustrasi dua tokoh anak berbaju oranye dan biru.

Buku itu memuat ilustrasi seorang bocah laki-laki yang tak bisa tidur. Bocah itu lantas memeluk guling dan melakukan sesuatu pada (maaf) kemaluannya.

“Menit demi menit berlalu dan mataku masih tidak bisa terpejam. Aku menyilangkan kakiku kuat-kuat pada guling. Iseng-iseng aku menggerakan tubuhku naik turun. Eh, ternyata asyik juga rasanya. Jantungku berdebar, tapi aku senang,” demikian teks yang termuat di ilustrasi halaman 22 itu.

Ilustrasi pada halaman 22 | Foto : Brilio

Gambar selanjutnya memperlihatkan bocah tersebut tersenyum dan keasyikan.

“Aku menemukan permainan baru yang mengasyikkan. Sesekali, aku memasukan tanganku ke dalam celana. Aku mengulanginya. Lagi dan lagi,” tulis narasi pada halaman 24.

Ilustrasi dan narasi pada halaman 24 Buku “Aku Bisa Tidur Sendiri” | Foto : Brilio

Sayangnya, hanya dua gambar ini yang diunggah akun tersebut. Ilustrasi tersebut memancing beragam reaksi dari pengguna internet (netizen).

Tak berselang lama, postingan tersebut diprotes akun Uki Sugiono. Uki mencoba meluruskan dengan mengunggah kronologi lengkap cerita buku tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Fitnah berawal dari menyebarkan berita setengah-setengah,” tulis akun Uki Sugiono, Selasa (21/2).

Dikutip progres dari solopos (28/2), buku itu rupanya menjelaskan, awalnya, seorang bocah bernama Azan yang telah beranjak dewasa, mendapat kejutan dari orang tuanya berupa kamar baru.

“Azan tidak akan seranjang lagi dengan Awfa, adiknya. Akan tetapi Azan tidak begitu senang. Wah kenapa ya?” demikian pembukaan cerita itu.

Setelah menemukan permainan mengasyikkan, yang dikonotasikan sebagai awal melakukan (maaf) masturbasi, Azan lantas ditegur ibunya. Sampai di sini, baru digambarkan sebagaimana ilustrasi.

“Dua kisah dalam buku ini mengajarkan anak untuk berani tidur sendiri dan melindungi diri dari ancaman penyakit seksual yang mungkin terjadi.” tulisan gambar pada postingan tersebut. (dsy)

Pos terkait