Mengenal Muhammad Yunus, Perdana Menteri Sementara Bangladesh Usai Kekacauan

muhammad yunus bangladesh
Peraih Hadiah Nobel asal Bangladesh, Muhammad Yunus, menyampaikan pidato dalam Global Social Business Summit, yang digelar di Austria Center, Wina, pada 8 November 2012. (Foto: AFP/Alexander Klein via VOA Indonesia)

PROGRES.ID – Peraih Penghargaan Nobel asal Bangladesh, Muhammad Yunus, akan memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri dari negara itu akibat pemberontakan massal yang menewaskan ratusan orang dan mendorong negara ke ambang kekacauan.

Keputusan ini diumumkan pada Rabu pagi (7/8/2024) oleh Joynal Abedin, sekretaris pers Presiden Mohammed Shahabuddin, dalam pertemuan yang dihadiri oleh para petinggi militer, mahasiswa pengunjuk rasa, pemimpin bisnis, dan anggota masyarakat sipil.

Bacaan Lainnya

Yunus, yang telah lama menjadi lawan politik Hasina, diperkirakan akan segera kembali dari Paris, di mana ia menjadi penasihat panitia penyelenggara Olimpiade, demikian laporan berbagai media.

Sebagai ekonom dan bankir, pria kelahiran 28 Juni 1940 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006 atas upayanya mengembangkan pasar kredit mikro.

Ia dipuji karena berhasil mengangkat ribuan orang dari kemiskinan melalui Grameen Bank, yang ia dirikan pada tahun 1983, dengan memberikan pinjaman kecil kepada para pebisnis yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman bank biasa.

Anggota pemerintahan baru akan segera diputuskan setelah berdiskusi dengan partai-partai politik dan para pemangku kepentingan lainnya, kata Abedin. Presiden membubarkan Parlemen pada Selasa (6/8/2024), membuka jalan bagi pemerintahan sementara dan pemilihan umum yang baru.

Shahabuddin juga memerintahkan pembebasan pemimpin oposisi Khaleda Zia dari tahanan rumah, yang telah lama dihukum atas tuduhan korupsi pada tahun 2018.

Jalanan ibu kota Dhaka terlihat tenang pada Selasa, sehari setelah kekerasan melanda sejumlah bagian negara di tengah pelarian Hasina.

Pada hari yang sama, para pengunjuk rasa bersukacita di kediaman pemimpin yang digulingkan, beberapa di antaranya berswafoto dengan tentara yang menjaga gedung setelah gelombang penjarahan pada Senin (5/8/2024). [th/ab]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.