Nasional

Mengenal Kramat Tunggak yang Jadi Judul Film Siskae dan Virly Virginia

Poster film Keramat Tunggak

Lokasi Rehabilitasi Sosial Kramat Tunggak ini terletak di Jalan Kramat Jaya RW 019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Areal ini mencakup lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan Rukun Tetangga.

Namun, ironisnya, beberapa mucikari justru memanfaatkan lokasi ini untuk membujuk para pekerja seks agar kembali ke profesi semula, dan ini menyebabkan berdirinya rumah-rumah prostitusi di seberang panti. Tempat tersebut akhirnya terkenal sebagai tempat pelacuran. Pada tanggal 27 April 1970, tempat ini resmi ditetapkan sebagai lokalisasi melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca.7/I/13/1970 yang ditandatangani oleh Ali Sadikin. Dengan demikian, tempat ini menjadi salah satu lokalisasi prostitusi yang sebelumnya tersebar di berbagai tempat, seperti Bina Ria dan Volker, yang berada di deretan rel kereta api di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Pada awal pembukaan lokalisasi Kramat Tunggak, terdapat sekitar 300 pekerja seks dan 76 mucikari. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlahnya terus bertambah, dan pada tahun 1980-1990, jumlah WTS mencapai lebih dari 2.000 orang yang dikelola oleh sekitar 258 mucikari. Lokalisasi ini juga menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 700 pembantu pengasuh, sekitar 800 pedagang asongan, dan 155 tukang ojek. Selain itu, ada pula tukang cuci dan pemilik warung-warung makanan yang bertebaran di sekitarnya. Luas lahan lokalisasi terus berkembang hingga mencapai 12 hektar, menjadikannya lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.

Penutupan Lokalisasi Kramat Tunggak dan Dijadikan Islamic Center

error: Konten ini diproteksi !!

Exit mobile version