Pengujian Surface Avatar: Astronot Kontrol Robot di Bumi dari Luar Angkasa

ilustrasi robot antariksa
Ilustrasi robot antariksa (Promt by Progres.id)

PROGRES.ID – Pada umumnya, kontrol alat-alat di luar angkasa bisa dioperasikan dari Bumi. Namun, bagaimana jika astronot mengontrol robot di Bumi? Inilah gagasan di balik rangkaian uji coba Surface Avatar yang baru-baru ini dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), sebagai langkah awal dalam eksplorasi telerobotika.

Uji coba ini dilakukan oleh NASA dan melibatkan astronot Frank Rubio. Ia ditempatkan di modul Columbus di stasiun luar angkasa dan mampu mengendalikan tiga robot yang berada di German Aerospace Center (DLR) dekat Munich.

Bacaan Lainnya

Rubio menggunakan tiga robot ini untuk menjalankan tugas yang serupa dengan yang mungkin dihadapi oleh astronot dalam misi ke Bulan. Ia mengarahkan robot-robot tersebut untuk memindahkan instrumen bernama seismometer, yang bertugas mendeteksi getaran bawah tanah dari pendarat Bulan, dan meletakkannya dengan hati-hati di tanah. Instrumen ini krusial untuk mendeteksi aktivitas gempa di permukaan Bulan.

Tujuan dari penelitian ini tak hanya sebatas menguji komunikasi jarak jauh, tetapi juga untuk melihat bagaimana manusia dan robot bisa bekerja bersama.

“Surface Avatar menggabungkan pendekatan teleoperasi langsung dengan otonomi terpantau untuk mengendalikan beberapa aset robotik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Anda bisa membayangkan di lokasi konstruksi di Bumi, crane bekerja berdampingan dengan buldoser atau ekskavator untuk menuntaskan tugas besar,” kata Thomas Krueger, Kepala Laboratorium Interaksi Robot Manusia Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dalam uji coba ini, Frank Rubio mengendalikan tiga robot: lengan robot pendarat, humanoid bernama Rollin’ Justin, dan robot penjelajah bernama Interact.

Ragam bentuk robot ini membantu Rubio dalam menjalankan tugas-tugas yang kompleks selama uji coba. Misalnya, melepas pin yang terjepit atau memasukkan tabung sampel ke pendarat.

Ada lebih banyak uji coba yang akan datang, termasuk melibatkan astronot asal Denmark, Andreas Mogensen, yang akan mengendalikan sejumlah robot dari ISS. Dalam skenario ini, Mogensen akan berperan sebagai direktur kelompok, memberikan perintah kepada setiap robot untuk menjalankan tugas tertentu sambil memantau misi dari ISS.

Robot-robot ini dilengkapi dengan kamera yang mengirimkan gambar dan video ke ISS. Meskipun terdapat keterlambatan komunikasi sekitar 800 milidetik antara Bumi dan ISS, operasinya hampir terjadi dalam waktu nyata.

Konsep telerobotika ini menjadi semakin penting untuk misi masa depan, terutama dalam misi ke Bulan. Karena adanya jeda waktu dalam komunikasi beberapa menit antara Bumi dan Bulan, pengendali di Bumi tidak bisa mengoperasikan robot secara langsung di Bulan. Solusinya adalah dengan memiliki astronot di pesawat ruang angkasa yang mengorbit di sekitar Bulan. Mereka bisa mengendalikan robot penjelajah dari jarak jauh untuk mengumpulkan material Bulan.

Prinsip yang sama dapat diterapkan dalam lingkungan yang lebih ekstrem, seperti Mars atau planet lain. Ini akan sangat bermanfaat untuk lingkungan yang berpotensi berbahaya bagi astronot. Dengan robot yang dapat beradaptasi lebih baik terhadap suhu ekstrem, radiasi, atau cuaca.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.