Percobaan Pembunuhan Trump: Upaya Pembunuhan Capres AS Pertama Sejak 1981

donald trump terluka
Kandidat presiden dari Partai Republik mantan Presiden Donald Trump dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia AS saat ia dibantu turun dari panggung ketika berkampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu, 13 Juli 2024. (Foto: AP via VOA Indonesia)

PROGRES.ID – Insiden penembakan yang terjadi saat Donald Trump menggelar kampanye di Butler, Pennsylvania, sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan terhadap mantan presiden dan kandidat Partai Republik, menurut sejumlah pejabat penegak hukum.

Serangan ini merupakan percobaan pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Presiden Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981.

Bacaan Lainnya

Pelaku penembakan tewas di tempat, sementara seorang peserta kampanye juga dinyatakan meninggal dunia. Dua peserta lainnya mengalami luka kritis. Tim kampanye Trump menyatakan bahwa dia “baik-baik saja” setelah dievakuasi dari panggung dan sedang menjalani pemeriksaan medis di fasilitas setempat.

Sejak pembunuhan Robert F. Kennedy di California pada 1968, bahaya yang mengancam kampanye semakin meningkat. Ancaman ini kembali muncul pada 1972 ketika Arthur Bremer menembak dan melukai George Wallace, seorang kandidat independen yang kampanyenya sering dibandingkan dengan Trump.

Peristiwa-peristiwa tersebut memicu peningkatan langkah-langkah keamanan bagi para kandidat, meskipun ancaman tetap ada. Misalnya, Jesse Jackson pada 1988 dan Barack Obama pada 2008 juga menghadapi ancaman serupa.

Setelah pembunuhan John F. Kennedy pada 1963, presiden mendapatkan perlindungan keamanan yang lebih ketat. Kejadian yang menimpa Trump, baik sebagai mantan presiden maupun sebagai kandidat saat ini, sangat jarang terjadi.

Menyusul insiden ini, Biro Investigasi Federal (FBI) akan menjadi lembaga penegak hukum utama yang menyelidiki upaya pembunuhan tersebut. FBI akan bekerja sama dengan Dinas Rahasia (Secret Service) serta penegak hukum lokal dan negara bagian.

Jaksa Agung Merrick Garland menyatakan bahwa ATF, kantor kejaksaan AS di Distrik Barat Pennsylvania, dan divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman juga tengah melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

Putri tertua Trump, Ivanka, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat “atas cinta dan doa Anda untuk ayah saya dan para korban kekerasan yang tidak masuk akal lainnya di Butler, Pennsylvania.” Dalam sebuah cuitan di X, dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dinas Rahasia dan semua penegak hukum lainnya atas tindakan cepat dan tegas mereka. Ivanka mengakhiri postingannya dengan mengatakan, “Aku mencintaimu Ayah, hari ini dan selalu.” [ah/ft]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.