Rahasia Batu Panco: Legenda Mistis di Tengah Cagar Budaya Rejang Lebong, Bengkulu

Cagar Budaya Rejang Lebong: Batu Panco/ foto, Curup Ekspress

PROGRES.ID- Di tengah hamparan indah Kabupaten Rejang Lebong,Bengkulu, tersembunyi sebuah batu bersejarah yang telah menjadi bagian dari cagar budaya yang dijaga dengan hati-hati.

Batu panco, begitu ia disebut, adalah sebuah legenda yang telah diwariskan melalui cerita masyarakat sekitar.

Bacaan Lainnya

Dalam legenda yang mengelilingi batu ini, ia dipercayai sebagai tempat berpanco para nenek moyang yang bernama Rajo Depati, yang nama aslinya adalah Rajo Singo Rano.

Tempat berpanconya para orang sakti zaman dahulu juga dihubungkan dengan batu panco ini. Beberapa cerita bahkan menyatakan bahwa batu ini dulu menjadi tempat bermusyawarah para nenek moyang zaman dahulu, ketika meja belum ada, dan satu-satunya tempat untuk duduk bersama adalah batu datar ini.

Keunikan batu panco ini terletak pada tanda-tanda empat lengan manusia yang sedang berpanco yang ada di permukaannya.

Sayangnya, karena kurang perawatan, sebagian dari tanda-tanda itu telah retak dan hilang. Menurut tokoh adat setempat, orang sakti yang sering berpanco di atas batu ini berasal dari Gunung Bungkuk.

Mereka dikenal dengan nama Sebie Teret, Sebie Semang, Sebie Titis, dan Sebie Semulen, yang mengajarkan hal-hal baik kepada masyarakat.

Tidak hanya lengan manusia, beberapa sumber juga mengklaim bahwa ada bekas telapak kaki kerbau dan telapak kaki harimau di batu panco ini.

Sayangnya, dengan berlalunya waktu, cagar budaya ini tampaknya terlupakan dan kurang terawat. Meskipun kondisinya memprihatinkan, nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam Batu Panco masih hidup dalam ingatan masyarakat sekitar.

Batu Panco terletak sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Curup. Untuk mencapainya, Anda dapat mengambil jalur ke Kecamatan Curup Utara. Setelah melihat gang di sebelah kiri, Anda cukup masuk dan berjalan selama 5 menit, Anda akan menemukan gerbang Desa Batu Panco.

Tidak jauh dari sana, Anda akan menemukan tanda Cagar Budaya Batu Panco yang terletak di tengah pemakaman.

Batu Panco, selain menjadi cagar budaya, juga memiliki fungsi bersejarah yang unik di masa lalu di Curup. Batu ini dipercayai sebagai tempat untuk penunjuk arah berobat tradisional.

Masyarakat akan meletakkan sesaji atau sesajen di atas batu ini untuk memanggil hulubalang atau pendekar dari berbagai daerah, termasuk Lebong, untuk melakukan musyawarah dan mencari solusi pengobatan tradisional bagi yang sakit.

Keberadaan Batu Panco juga terkait dengan sejarah panjang Rejang yang kaya akan mitos dan kepercayaan. Bahkan selama zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, serta kerajaan pat petulai di Rejang Lebong, kesaktian orang-orang sangat dihargai untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Meskipun Batu Panco telah menjadi cagar budaya dan subjek penelitian mahasiswa, lokasinya yang terletak di tengah pemakaman umum Desa Batu Panco menambah kesan mistis dan misteri yang menyelimuti batu ini.

Sejarah, legenda, dan mistisisme bergabung dalam satu tempat yang memikat perhatian para penelusur sejarah dan para pencinta cerita mistis.

Batu Panco, dengan segala misterinya, tetap menjadi bagian penting dari budaya dan sejarah Kabupaten Rejang Lebong, mempertahankan daya tariknya bagi masyarakat setempat dan pengunjung yang datang ke sini untuk menyelami jejak masa lalu yang kaya akan cerita dan keajaiban.

 

Sumber: Curup Ekpress

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.