Gojek Siap-Siap Berlimpah Pelanggan, Grab Mau Diboikot Gegara Unggahan Tentang Israel Ini

Chloe Tong
Chloe Tong (Prestigeonline.com)

PROGRES.ID – Unggahan istri salah seorang pendiri aplikasi layanan ride-hailing Grab Anthony Tan, yakni Chloe Tong dinilai warganet adalah bentuk dukungan terhadap Israel. Unggahan itu pun langsung mendapat reaksi warganet untuk memboikot Grab.

Tangkapan layar dari Instagram Story-nya itu pun beredar di platform sosial. Dalam unggahan tersebut, Chloe berbicara tentang pengalaman perjalanannya ke Israel dan menyatakan betapa dia menikmati perjalanan tersebut. Namun, apa yang disampaikan oleh Chloe dianggap oleh sebagian netizen sebagai dukungan terhadap Israel dalam konteks konflik politik yang sedang berlangsung.

Bacaan Lainnya

Situasi semakin memanas ketika seorang pengguna Twitter membagikan tangkapan layar unggahan Chloe, menuduh Grab mendukung Israel dan mengajukan seruan untuk memboikot aplikasi ride-hailing tersebut. Meskipun unggahan Twitter tersebut kemudian dihapus, kontroversi ini telah menyebar luas di media sosial.

Dalam menanggapi kontroversi ini, Grab merilis sebuah pernyataan resmi. Dalam pernyataan tersebut, Grab membagikan tangkapan layar dari seorang individu yang mengklarifikasi unggahan di platform pribadinya beberapa minggu lalu. Meskipun pernyataan tersebut tidak secara langsung menyebut Chloe Tong, banyak yang menduga bahwa unggahan tersebut mewakili Chloe.

Pernyataan klarifikasi tersebut mengungkapkan bahwa tangkapan layar Instagram Stories yang dibagikan sebelumnya oleh Chloe diambil secara jahat di luar konteks dan digunakan untuk membangkitkan kebencian. Chloe menyatakan bahwa unggahannya dibuat sebelum dia sepenuhnya memahami konteks situasi di Israel dan Gaza. Dia juga menekankan harapannya akan gencatan senjata dan perdamaian, serta perasaan sedih dan tidak berdaya atas hilangnya nyawa yang tak berdosa.

Grab dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa mereka berdiri di sisi kemanusiaan dan mendukung perdamaian. Perusahaan ini menjelaskan bahwa mereka tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun dan bahwa mereka sebagai peserta United Nations Global Compact (UNGC) mengikuti prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Sebagai tanggapan terhadap kontroversi, Grab memilih untuk menonaktifkan komentar di postingan Instagram mereka dan membatasi akses komentar di postingan Facebook mereka. Hal yang serupa terjadi pada pernyataan yang mereka bagikan di halaman Twitter mereka, di mana hanya pihak Grab yang diizinkan untuk merespons.

Kontroversi ini memperlihatkan bagaimana unggahan di media sosial dapat memiliki dampak besar dan mengakibatkan respons dari perusahaan besar seperti Grab. Peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya pemahaman dan sensitivitas terhadap isu-isu politik yang dapat memengaruhi citra dan reputasi perusahaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.