Tuntut Tanah Adat dan Ulayat, Warga Demo Kantor Bupati

PROGRES.id, BENTENG – Ratusan warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk berunjukrasa (demonstrasi) di depan kantor Bupati Bengkulu Tengah (Benteng), Senin (11/4/2016).

Mereka menuntut lahan adat dan ulayat yang saat ini masuk dalam hutan lindung untuk dikembalikan kepada mereka.

Bacaan Lainnya

Pengunjukrasa ini membawa kendaraan roda empat dan membawa spanduk bertuliskan “Kembalikan tanah adat dan ulayat.”

Pengunjukrasa meminta perwakilan Pemkab Benteng  untuk menemui dan mendengarkan tuntutan mereka. Mereka menilai Pemkab Benteng pernah menjanjikan pengembalian lahan itu kepada mereka, namun hingga saat ini belum ada realisasi apa pun terkait lahan itu.

Setelah lama berorasi dengan dikawal ketat personel kepolisian, akhirnya perwakilan pengunjukrasa diminta menemui perwakilan Pemkab Benteng untuk melakukan pembicaraan tertutup di aula Kantor Bupati Benteng.

Koordinator aksi, Nurdin menjelaskan bahwa aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes kepada Pemkab Benteng yang pernah menjanjikan lahan itu kembali kepada mereka dan janji itu belum kunjung ditepati.

“Kami sudah lama menunggu, makanya kami meminta Bupati Ferry Ramli agar ingat dengan janjinya, jangan cuma bisa berjanji tapi tak mau menepati,” tegas Nurdin.

Bupati Benteng, Ferry Ramli yang menemui para pengunjukrasa akhirnya meminta massa untuk bersabar menunggu proses pengembalian lahan itu.

“Saya minta semua bisa bersabar, semua ada meknismenya. Saya sebagai bupati akan memerintahkan bawahan saya untuk menindaklanjuti tuntutan kalian,” kata Ferry kepada pengunjukrasa.

Juga Tuntut Tutup Tambang Batu Bara

Selain menuntut tanah adat dan ulayat dikembalikan kepada warga, massa juga meminta keberadaan tambang batubara di daerah itu dapat ditutup. Warga menilai keberadaan tambang dapat mengancam keselamatan warga desa. 

Massa mengancam akan kembali menggelar aksi serupa dengan massa yang lebih besar jika tuntutan mereka tak dipenuhi.(hd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Komentar