PROGRES.ID – Prediksi menarik mengemuka dalam ranah harga minyak kelapa sawit (CPO), dengan proyeksi ke arah positif hingga akhir tahun. Namun, sorotan terhadap semester kedua menunjukkan potensi penurunan.
Menurut catatan Trading Economics, harga CPO mencatatkan MYR 4.197 per ton pada Senin (15/4) pukul 17.08 WIB. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,08% dalam satu bulan terakhir, sementara dalam seminggu terakhir terperosok sebesar 4,22%.
Ibrahim Assuabi, Direktur dari PT Laba Forexindo Berjangka, memberikan wawasan menarik terkait potensi harga CPO di semester pertama tahun 2024.
Ia memperkirakan harga dapat mencapai puncaknya di level MYR 4.700, terutama mempertimbangkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang sedang meningkat.
Perangkat ini memperkuat dampak ketegangan di Timur Tengah terhadap sejumlah komoditas, termasuk minyak mentah dan CPO. Meski begitu, Assuabi menekankan bahwa permintaan terhadap CPO tetap tinggi, terutama dari negara-negara seperti India dan China yang mengalami pemulihan ekonomi.
Dalam konteks domestik, Assuabi mencatat langkah-langkah perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait bahan bakar minyak (BBM). Dengan kenaikan harga BBM yang berkelanjutan, pemerintah sedang memprioritaskan pemanfaatan bahan bakar minyak campuran CPO.
Dengan demikian, proyeksi harga CPO diperkirakan akan berada di kisaran MYR 3.600 per ton menjelang akhir tahun, menandai prospek yang menarik untuk dipantau.
