Tutup


Internasional

Kapal SelamNuklir China Tenggelam, Terungkap via Citra Satelit, Memalukan Bagi Xi Jinping

Progres.id
×

Kapal SelamNuklir China Tenggelam, Terungkap via Citra Satelit, Memalukan Bagi Xi Jinping

Sebarkan artikel ini
kapal selam
Kapal selam berbendera China (Istimewa)

PROGRES.ID – Insiden tenggelamnya kapal selam nuklir terbaru milik China telah menjadi hantaman keras bagi ambisi besar Xi Jinping untuk mencapai kesetaraan kekuatan militer maritim dengan Amerika Serikat.

Kapal selam kelas Zhou yang tenggelam, yang seharusnya menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut China, justru menyoroti kelemahan yang mungkin ada dalam militer negara tersebut.

Insiden yang Ditutupi, Namun Terungkap Melalui Citra Satelit

Menurut pejabat pertahanan AS, insiden ini terjadi pada Mei atau Juni 2024 di galangan kapal Wuchang, dekat Wuhan, kota yang dikenal dunia sebagai pusat awal pandemi Covid-19. Meski pemerintah China berusaha keras menutup-nutupi kejadian ini, citra satelit berhasil mengungkap misteri tersebut.

Kapal selam kelas Zhou, yang memiliki desain unik dengan ekor berbentuk X untuk meningkatkan manuver, dilaporkan tenggelam di dekat dermaga.

Belum ada informasi pasti apakah ada korban jiwa atau apakah kapal tersebut membawa bahan bakar nuklir pada saat tenggelam, meskipun para ahli menduga bahwa besar kemungkinan kapal itu tengah dilengkapi bahan nuklir.

Meskipun kapal akhirnya berhasil diangkat, diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum kapal tersebut bisa kembali beroperasi.

Dampak Besar terhadap Kekuatan Militer China

Kejadian ini memunculkan kekhawatiran serius tentang kualitas peralatan militer China, yang selama ini juga diwarnai kritik soal adanya praktik korupsi dalam industri pertahanannya. Selain itu, standar pelatihan militer China pun dipertanyakan.

Seorang pejabat pertahanan AS yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa “dinding keheningan” dari pihak militer China mengenai insiden ini memicu banyak pertanyaan tentang kompetensi dan akuntabilitas Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Insiden ini juga memperlihatkan kekurangan dalam pengawasan internal militer China.

Pengungkapan oleh Mantan Perwira Kapal Selam AS

Thomas Shugart, mantan perwira kapal selam AS yang kini bekerja di Center for a New American Security, adalah salah satu orang pertama yang mencurigai adanya kecelakaan ini setelah melihat aktivitas tidak biasa dari derek terapung dalam citra satelit. Meski awalnya Shugart tidak tahu bahwa kapal selam tersebut bertenaga nuklir, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Dalam perbandingan yang menggelitik, Shugart bertanya, “Bisakah Anda membayangkan jika sebuah kapal selam nuklir AS tenggelam di San Diego dan pemerintah kita menutup-nutupinya secara diam-diam? Itu akan sangat mengejutkan.”

Ambisi Maritim Xi Jinping di Ujung Tanduk?

China selama beberapa tahun terakhir terus memperkuat armada kapal selamnya dalam upaya untuk menyaingi kekuatan maritim AS, terutama dalam menghadapi potensi konflik di Taiwan. Menurut laporan Pentagon tahun 2022, China memiliki enam kapal selam balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam serangan nuklir, dan 48 kapal selam diesel. Armada kapal selam ini diperkirakan akan meningkat menjadi 65 unit pada tahun 2025 dan mencapai 80 unit pada tahun 2035.

Namun, insiden tenggelamnya kapal selam nuklir ini menjadi kemunduran besar dalam rencana China memperluas armadanya. Brent Sadler, peneliti senior di Heritage Foundation, menilai bahwa insiden ini bisa memperlambat upaya China untuk memperkuat kekuatan angkatan lautnya.

Tantangan Bagi Masa Depan Militer China

Di balik upaya ambisius China untuk memperluas pengaruh militernya di lautan, insiden ini menegaskan adanya kelemahan yang perlu diatasi. Sebuah negara dengan cita-cita besar untuk menjadi kekuatan dominan di Asia, dan bahkan dunia, kini dihadapkan pada pertanyaan serius tentang kapabilitas dan akuntabilitas internalnya.

Dalam jangka pendek, kegagalan ini bukan hanya mempermalukan Beijing di panggung internasional, tetapi juga memberikan ruang bagi AS dan sekutunya untuk memperkuat pengaruh mereka di kawasan. Ke depan, pemerintah Xi Jinping harus bekerja keras untuk mengatasi masalah internal di sektor pertahanan dan memastikan bahwa insiden seperti ini tidak lagi terjadi, demi menjaga ambisi maritim mereka tetap hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Konten ini diproteksi !!