Menelusuri Jejak Film Beirut: Fakta-Fakta Mencekam di Balik Tragedi Lebanon

Film Beirut/istimewa

PROGRES.ID- Film “Beirut” (2018) adalah sebuah karya sinematik yang memikat hati penonton dengan cerita yang penuh dengan intrik politik dan ketegangan. Namun, ada banyak fakta menarik yang menyertainya yang mungkin belum Anda ketahui. Mari kita mengungkap jejak-jejak yang menggelitik di balik film yang menampilkan Jon Hamm dan Rosamund Pike ini.

1. Setting yang Autentik

Bacaan Lainnya

Film “Beirut” menampilkan Lebanon pada tahun 1972 dengan sangat autentik. Pembuat film bekerja keras untuk mereplikasi suasana dan nuansa dari masa tersebut, menciptakan lanskap kota yang terasa hidup dalam setiap adegannya.

2. Jon Hamm Sebagai Mason Skiles

Pemeran utama, Jon Hamm, memberikan penampilan yang mengesankan sebagai Mason Skiles. Karakternya yang kompleks dan penuh lapisan menjadikan perannya ini salah satu yang paling berkesan dalam karirnya.

3. Ketegangan di Masa Perang Sipil Lebanon

Film ini menggambarkan masa perang sipil yang melanda Lebanon, sebuah periode yang penuh ketidakpastian dan ketegangan politik. Pembuat film berhasil menyajikan situasi yang sangat meyakinkan, membawa penonton ke dalam pusaran konflik tersebut.

4. Rosamund Pike Sebagai Sandy Crowder

Rosamund Pike mengambil peran yang kuat sebagai agen CIA, Sandy Crowder. Perannya sebagai sosok yang tegas dan cerdas menambahkan dimensi yang mendalam pada narasi film.

5. Naskah yang Menghentak

Naskah film ini ditulis oleh Tony Gilroy, yang juga menulis “The Bourne Identity” dan “Michael Clayton”. Keberadaannya membawa unsur cerita yang kuat dan dialog yang tajam ke dalam film.

6. Realisme dalam Diplomasi dan Spionase

“Beirut” menggambarkan dunia diplomatik dan spionase dengan cara yang realistis, menyelipkan nuansa-nuansa kehidupan di balik tirai negosiasi yang intens dan dunia mata-mata yang penuh intrik.

7. Penggambaran Karakter yang Rumit

Film ini menghadirkan karakter-karakter yang rumit dan tidak hitam-putih. Semua karakter memiliki motif dan ambisi mereka sendiri, dan itu menjadikan dinamika cerita semakin menarik.

8. Kendala Produksi di Lokasi Asli

Sebagian besar pengambilan gambar dilakukan di negara Maroko, bukan di Lebanon. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala produksi dan keamanan yang ada di Lebanon pada saat itu.

“Beirut” (2018) adalah sebuah perjalanan emosional ke dalam dunia yang penuh bahaya dan ketidakpastian. Dengan akting yang kuat, cerita yang menghentak, dan latar belakang politik yang menegangkan, film ini merupakan salah satu karya yang patut dicermati dalam genre thriller politik. Membongkar fakta-fakta di balik film ini hanya membuat kita semakin terkagum dengan kekuatan ceritanya.(rg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.