Prolaps Uteri pada Perempuan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

ilustrasi perempuan sakit perut
Ilustrasi (Andrea Piacquadio/Pexels)

PROGRES.ID – Prolaps uteri adalah kondisi medis yang terjadi ketika rahim, organ reproduksi utama dalam tubuh seorang wanita, melorot dari posisi normalnya dan menekan ke bawah ke dalam vagina atau bahkan keluar dari vagina.

Istilah lainnya, prolaps merupakan suatu kondisi dimana organ panggul pada perempuan turun melalui liang vagina yang terjadi akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. dr. Nuring Pangastuti, Sp.OG(K)-Urogin, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKKMK UGM, melalui Bincang-bincang Santai Raisa Radio pada Senin, (9/5/2022) yang dikutip Progres.id dari lama ugm.ac.id.

Bacaan Lainnya

“Ada beberapa kata kunci di sini, kondisi organ dasar panggul harus turun melalui vagina, bukan melalui yang lain. Jalan yang dilewati adalah vagina, jadi ini merupakan penyakit khusus pada perempuan,” ujar Nuring.

Ini adalah masalah umum yang terutama memengaruhi wanita setelah menopause atau wanita yang telah melahirkan anak secara vaginal. Prolaps uteri dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari seorang wanita dan memerlukan perawatan medis yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, dan pengobatan prolaps uteri pada perempuan.

Penyebab Prolaps Uteri

Prolaps uteri terjadi ketika otot-otot, ligamen, dan jaringan penyangga di panggul yang mendukung rahim melemah atau meregang. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan prolaps uteri meliputi:

  • Kehamilan dan Persalinan: Salah satu penyebab paling umum adalah persalinan vaginal yang berulang atau persalinan yang sulit. Proses persalinan dapat merusak otot-otot panggul dan ligamen yang mendukung rahim.
  • Menopause: Penurunan kadar hormon estrogen selama menopause dapat mengakibatkan penurunan elastisitas jaringan di panggul dan melemahnya otot-otot penyangga.
  • Usia: Semakin tua seorang wanita, semakin besar risiko mengalami prolaps uteri karena perubahan alami yang terjadi pada tubuh.
  • Genetik: Kecenderungan untuk mengalami prolaps uteri dapat diturunkan dalam keluarga.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat menambah tekanan pada rahim dan otot-otot panggul, meningkatkan risiko prolaps uteri.
  • Pekerjaan yang Memerlukan Tekanan Berat: Pekerjaan yang memerlukan angkat beban berat atau tekanan berlebihan pada panggul dapat meningkatkan risiko prolaps uteri.

Gejala Prolaps Uteri

Gejala prolaps uteri dapat bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada sejauh mana rahim melorot. Beberapa gejala umum termasuk:

  • Perasaan Tekanan atau Tidak Nyaman di Panggul: Banyak wanita dengan prolaps uteri menggambarkan perasaan berat di daerah panggul atau vagina.
  • Keluar dari Organ Reproduksi: Pada kasus yang lebih parah, rahim dapat terlihat atau dirasakan keluar dari vagina. Ini disebut prolaps rahim yang lengkap.
  • Gangguan Buang Air Kecil: Prolaps uteri dapat menyebabkan masalah buang air kecil, seperti sering buang air kecil, kesulitan menahan kencing, atau inkontinensia urin.
  • Masalah Seksual: Beberapa wanita dengan prolaps uteri mengalami ketidaknyamanan selama hubungan seksual atau penurunan kepuasan seksual.
  • Pengeluaran yang Tidak Biasa: Pengeluaran vagina yang tidak biasa atau berdarah dapat terjadi.
  • Sakit Punggung Bawah atau Panggul: Rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian bawah punggung atau panggul dapat menjadi gejala prolaps uteri.
  • Masalah dengan Gerakan Usus: Prolaps uteri juga dapat memengaruhi gerakan usus dan menyebabkan sembelit atau kesulitan dalam buang air besar.

Diagnosis dan Pengobatan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.