Mengenal Michel de Nostredame Ramalan Nostradamus, Erat dengan Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki

Nostradamus/dok ; Progres.id

PROGRES.IDMichel de Nostredame, atau lebih dikenal sebagai Nostradamus, adalah seorang peramal terkenal dari abad ke-16 yang dikenal karena ramalan-ramalannya yang dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk mengenai peristiwa-peristiwa masa depan.

Lahir pada 14 Desember 1503 di Provence, Prancis, Nostradamus memiliki latar belakang kedokteran dan kemudian beralih menjadi penulis dan peramal.

Bacaan Lainnya

Nostradamus mendapatkan ketenaran melalui karya utamanya, “Les Prophéties,” yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1555.

Buku ini berisi serangkaian ramalan yang ditulis dalam bentuk puisi kuartet, dan beberapa orang percaya bahwa ramalannya mencakup peristiwa-peristiwa penting di masa depan.

Meskipun terkenal karena gaya penulisannya yang samar dan terbuka terhadap berbagai interpretasi, banyak kritikus skeptis terhadap klaim bahwa ramalannya memiliki keakuratan yang luar biasa.

Sebagai seorang peramal, Nostradamus dikatakan telah meramalkan berbagai peristiwa sejarah, termasuk kebakaran besar London pada tahun 1666, Revolusi Prancis, dan bahkan pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Namun, para ahli berpendapat bahwa interpretasi terhadap ramalannya seringkali fleksibel dan dapat dihubungkan dengan peristiwa apa pun dengan sedikit penyesuaian.

Selain ramalannya yang terkenal, Nostradamus juga terlibat dalam praktik kedokteran dan penulisan.

Dia menulis banyak buku tentang pengobatan penyakit dan astrologi. Namun, karyanya yang paling dikenal tetaplah “Les Prophéties,” yang menciptakan citranya sebagai seorang nabi yang misterius.

Nostradamus meninggal pada 2 Juli 1566, tetapi warisan ramalannya tetap hidup. Karya-karyanya terus dianalisis dan diperdebatkan oleh para peneliti, penggemar, dan skeptis hingga hari ini.

Meskipun beberapa orang memandangnya sebagai seorang ahli ramal yang visioner, yang bisa melihat masa depan, pandangan ini masih kontroversial dan diperdebatkan di kalangan ilmuwan dan ahli sejarah.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.