Viral di TikTok, Mahasiswa Kritik Rektor UINSA Biaya Uang Kuliah Mahal

uinsa surabaya
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya

SURABAYA, PROGRES.ID – Sebuah video menjadi viral di platform media sosial TikTok memperlihatkan suasana Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk mahasiswa baru (Maba).

Dalam video tersebut, terlihat momen Rektor UINSA, Prof Akhmad Muzakki, memberikan sambutan di depan para Maba UINSA 2023. Namun, yang menarik adalah mereka bersama-sama melantunkan lagu “Aku Rapopo”.

Bacaan Lainnya

“Aku rapopo… Aku rapopo… UKT larang (saya tidak apa-apa Uang Kuliah Tunggal mahal),” seruan mereka.

Tampak para Maba berkumpul di dalam sebuah gedung, ada yang duduk di bawah dan di tribun. Selain itu, beberapa di antara mereka juga memegang spanduk berisi pesan protes. Spanduk-spanduk tersebut berisi tulisan seperti ‘UINSA Amburadul’, ‘PBAK cacat, birokrasi bejat’, dan ‘rektor gagal’.

Namun, suasana kemudian menjadi kondusif setelah terjadi komunikasi antara pihak kampus dengan mahasiswa, terutama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan Senat Mahasiswa (Sema).

Kritik dan Protes dalam Acara PBAK

Tampaknya, kritik dari para maba ini mungkin mendapat dukungan dari beberapa mahasiswa senior. Hal ini terlihat dari beberapa mahasiswa yang mengenakan almamater namun tidak mengenakan atasan putih dan bawahan hitam, yang seharusnya menjadi kostum resmi dalam PBAK maba UINSA.

Spanduk-spanduk kritikan ini menunjukkan adanya ketidakpuasan dari para mahasiswa baru UINSA terhadap pelaksanaan acara PBAK dan tata kelola kampus.

Berdasarkan informasi yang diambil dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Forma UINSA, protes mahasiswa dalam acara PBAK 2023 melalui spanduk ini terjadi pada Senin, 14 Agustus 2023.

LPM Forma UINSA menjelaskan bahwa beberapa spanduk kritikan terhadap rektor ini dibawa oleh masing-masing fakultas atas arahan dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U). Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa kritik tersebut melibatkan DEMA-U, Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U), dan kolaborasi antara DEMA Fakultas.

Isi dari spanduk-spanduk ini beragam, mulai dari keluhan mengenai keterlambatan informasi acara hingga pembahasan tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.

Tanggapan dari Pihak Kampus

Ahmad Firdausi, Koordinator Bidang Kerja Sama, Kelembagaan, dan Humas UIN Sunan Ampel Surabaya, mengungkapkan bahwa aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa dianggap sebagai bagian dari dinamika kampus.

Ia menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan rektor, dan ini merupakan hal yang wajar dalam kehidupan kampus. Firdausi menjelaskan bahwa tidak ada sanksi yang diberlakukan dan hal ini hanya berupa komunikasi dan silaturahmi antara pihak kampus dan mahasiswa.

Pihak kampus juga berharap agar terjadi komunikasi yang lebih baik ke depannya antara pimpinan mahasiswa, wali mahasiswa, dan kampus. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas komunikasi di lingkungan kampus.

Sumber: SuaraSurabaya.net

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.