Mengenal Apa itu Kebaya? Elegansi Busana Tradisional yang Menembus Zaman

ilustrasi/ media indonesia

PROGRES.ID-  Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah telah menyiapkan rangkaian kegiatan yang menarik dan meriah pada bulan Agustus 2023. Kegiatan-kegiatan ini diusung dengan tema “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju,” sebagai bentuk semangat untuk terus memajukan Indonesia.

Salah satunya peragaan busana kebaya bertajuk “Istana Berkebaya” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2023. Acara ini bertujuan untuk mengangkat nasionalisme melalui budaya berkebaya, dan akan melibatkan 401 peserta yang akan berjalan di catwalk sepanjang 200 meter di depan Istana Merdeka.

Bacaan Lainnya

Lantas apa itu Kebaya?

Kebaya, sebuah busana elegan bagi wanita, telah melambangkan keindahan dan budaya Asia Tenggara selama berabad-abad. Pakaian ini terutama dipakai oleh wanita di kawasan Indonesia, dan tidak hanya itu, kebaya juga memiliki penggemar di luar wilayah Asia Tenggara, seperti di kalangan suku Jawa, Melayu, dan masyarakat Eurasia Portugis di tempat-tempat seperti Kepulauan Cocos, Pulau Natal, pesisir India dan Sri Lanka, Makau, serta Afrika Selatan.

Kebaya sendiri adalah jenis pakaian bagian atas dengan ciri khas memiliki bagian depan yang terbuka. Tradisionalnya, bahan-bahan ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, atau voile digunakan dalam pembuatan kebaya, sering kali dihiasi dengan sulaman indah. Bagian depannya dapat diikat dengan kancing, pin, atau bros. Untuk bagian bawahnya, sarung, kemben, atau kain panjang yang dililitkan di pinggang umumnya dipakai, dengan berbagai jenis seperti batik, ikat, songket, atau tenun.

Dilansir dari Wikipedia, Kebaya secara resmi diakui sebagai pakaian nasional dan juga ikon busana Indonesia, meskipun penggunaan kebaya hanya dipakai oleh Jawa, Sunda dan orang Bali secara berkala. Keindahan dan makna budaya yang terkandung dalam kebaya telah mengangkatnya menjadi pakaian nasional dan simbol fashion Indonesia. Namun, meskipun dipandang sebagai simbol budaya bangsa, penggunaan kebaya secara umum terbatas pada komunitas Jawa, Sunda, dan Bali. Di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei, kebaya juga memiliki peran penting dalam warisan etnis Melayu dan Peranakan, dikenal dengan sebutan “sarung kebaya”, yang mencerminkan keutuhan komponen busana tradisional. Meskipun begitu, gaya sarung kebaya dapat bervariasi di berbagai wilayah dalam cakupan negara-negara tersebut.

Kebaya telah menjelma menjadi ikon fashion Asia Tenggara. Beberapa maskapai penerbangan terkemuka seperti Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Royal Brunei Airlines, dan Garuda Indonesia telah mengangkat kebaya sebagai seragam untuk pramugari mereka. Hal ini tidak hanya menggambarkan rasa bangga terhadap warisan budaya, tetapi juga menghadirkan pesona klasik dan elegan bagi dunia penerbangan.

Etimologi dari kata “kebaya” memiliki akar yang menarik. Asalnya dipercayai berasal dari kata Arab “kaba” atau “qaba” yang berarti “pakaian”. Istilah ini mungkin berkaitan dengan “abaya” (bahasa Arab: عباءة) yang berarti jubah atau pakaian longgar. Kata ini kemudian diperkenalkan ke wilayah Nusantara melalui bahasa Portugis, menjadi “cabaya”.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, kebaya telah menghubungkan masa lalu dan masa kini, tetap menjadi inspirasi dalam dunia fashion modern sekaligus memelihara warisan yang tak ternilai harganya.(albara)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.