Makna dan Jadwal Puasa Tasua dan Asyura: Menghapus Dosa dan Anjuran Puasa di Bulan Muharram

berdoa
Ilustrasi (Pexels)

PROGRES.ID- Pada tanggal 29 Juli 2023, umat Islam dihimbau oleh sebagian ulama untuk berpuasa pada hari ke-11 Muharram. Puasa tersebut disebut sebagai Puasa Tasua dan Puasa Asyura, yang memiliki makna mendalam dalam agama Islam.

Anjuran untuk berpuasa di Bulan Muharram ini merujuk pada hadis Nabi yang menyatakan bahwa Puasa Tasua dan Puasa Asyura memiliki manfaat besar yaitu dapat menghapus dosa-dosa yang lalu maupun yang akan datang. Dalam riwayat Abu Qatadah RA, disebutkan bahwa Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun yang telah berlalu dan yang akan datang, sedangkan puasa Asyura (10 Muharram) dapat menghapuskan dosa selama satu tahun yang telah berlalu.

Bacaan Lainnya

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura ( 10 Muharam) menghapuskan dosa setahun yang lepas,” (H.R. Muslim).

Berikut adalah doa niat untuk melaksanakan Puasa Tasua dan Puasa Asyura:

Niat Puasa Sunnah Tasua

“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: “Aku berniat berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Sebelum melaksanakan puasa sunnah di Bulan Muharram, umat Muslim diwajibkan untuk mengganti utang Puasa Ramadan terlebih dahulu dengan melaksanakan Puasa Qadha Ramadan. Puasa Qadha Ramadan dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada Hari Puasa Tasua dan Puasa Asyura di Bulan Muharram.

Pandangan dari beberapa ulama fikih, seperti Hanafiyah, Syafiiyah, dan Imam Ahmad, menyatakan bahwa melaksanakan Puasa Qadha Ramadan pada hari puasa sunnah juga sah hukumnya, bahkan dapat mendapatkan dua pahala sekaligus.

Imam Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa seseorang yang berpuasa pada hari Arafah atau hari Asyura, dan memiliki utang puasa Qadha Ramadan, maka puasanya tetap sah. Jika seseorang berniat untuk berpuasa pada hari itu sekaligus sebagai ganti utang puasa Ramadan, maka dia akan mendapatkan dua pahala: (1) Pahala puasa Arafah atau puasa Asyura, dan (2) Pahala puasa Qadha Ramadan. Hal ini berlaku untuk puasa sunnah mutlak yang tidak berhubungan dengan Ramadan.

”Orang yang melakukan puasa hari arafah, atau puasa hari asyura, dan dia punya tanggungan qadha ramadhan, maka puasanya sah. Dan jika dia meniatkan puasa pada hari itu sekaligus qadha ramadhan, maka dia mendapatkan dua pahala: (1) Pahala puasa arafah, atau pahala puasa Asyura, dan (2) Pahala puasa qadha. Ini untuk puasa sunah mutlak, yang tidak ada hubungannya dengan ramadhan.” (Fatawa as-Shiyam, 438).

Bacaan niat puasa Qadha Ramadan pada Hari Puasa Tasua dan Puasa Asyura cukup dengan membaca niat puasa Qadha Ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Niat puasa Qadha Ramadan dapat dibaca pada malam hari atau sebelum waktu Subuh, seperti membaca niat Puasa Ramadan.

Dengan melaksanakan Puasa Tasua dan Puasa Asyura serta mengganti utang Puasa Ramadan melalui Puasa Qadha, umat Muslim berharap mendapatkan berkah dan keberkahan dari Allah SWT serta penghapusan dosa-dosa yang telah lalu. Semoga puasa kita diterima dan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga menjadi umat yang lebih taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin.(albara)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.