Gunakan 41 KTP Fiktif, Pasutri di Banten Kuras Dana Bank hingga 5,1 Miliar

pasutri di banten bobol bank
Tersangka saat ditahan Kejati Banten (Foto: Kompas.com)

BANTEN, PROGRES.ID – Pasangan suami istri (Pasutri), FRW alias Febriana dan Hade alias HS, menggunakan sebanyak 41 identitas palsu untuk melakukan pembobolan dana bank di Tangerang, Banten. Mereka menggunakan identitas palsu ini untuk membuka rekening dan mendapatkan fasilitas kartu kredit dengan nilai yang mencapai ratusan juta rupiah.

Menurut Kajati Banten, Didik Farkhan Alisyahdi, salah satu tersangka, FRW, adalah seorang pegawai bank yang bekerja sebagai priority banking officer atau PBO. Mereka menggunakan modal sebesar Rp 500 juta untuk membuka rekening dan mendapatkan fasilitas kartu kredit.

Bacaan Lainnya

“Yang digunakan adalah 41 KTP fiktif, ketika kita tangkap, si suaminya itu banyak KTP fiktif yang kita temukan,” kata Didik kepada wartawan di Kejati Banten, Kamis (26/10/2023), dinukil dari Detik.com.

Setelah membuka rekening, mereka mengambil modal tersebut dan menguras fasilitas kartu kredit, dengan jumlah yang berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per kartu kredit. Totalnya, mereka berhasil menguras dana sebesar Rp 5,1 miliar.

Tersangka HS bahkan menggunakan foto dirinya sendiri untuk 10 dari 41 identitas palsu yang digunakan untuk membuka rekening dan mendapatkan kartu kredit. Namun, identitas lainnya adalah palsu.

Tim penyidik masih terus menyelidiki keterangan tersangka untuk mengidentifikasi apakah dari 41 identitas yang digunakan ada yang terkait dengan keluarga, kerabat, atau orang terdekat mereka.

Pelaku-pelaku ini melakukan kejahatan mereka sepanjang tahun 2020-2021 dan penyelidikan masih terus berlanjut. Didik menjelaskan bahwa beberapa nama yang tercantum di rekening dan kartu kredit bukanlah nasabah bank tersebut.

Pada tanggal 24 Oktober, Kejati Banten telah berhasil menangkap pasangan suami istri ini atas dugaan pembobolan bank. FRW sendiri adalah seorang priority banking officer di salah satu cabang bank di BSD. Mereka menggunakan identitas palsu untuk membuka rekening dan mendapatkan fasilitas kartu kredit.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.