Misteri Kiamat Atom, Kapan Negara Superpowers Dunia Bisa Melepaskan Teror Senjata Nuklir?

istimewa

PROGRES.ID– Situasi penuh ketegangan dalam konflik antara Rusia dan Ukraina telah menghidupkan kembali kekhawatiran akan potensi penggunaan senjata nuklir di dunia. Ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir telah menciptakan suasana “kiamat” yang mengkhawatirkan.

Namun, dalam kenyataannya, penggunaan senjata nuklir tidak bisa sembarangan dilakukan oleh negara mana pun. Ada aturan dan regulasi yang mengatur hal ini. Dilansir dari CNN Indonesia.com, secara umum, hanya lima negara yang memiliki wewenang sah untuk memiliki senjata nuklir menurut Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir, yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, dan Inggris.

Bacaan Lainnya

Kapan Boleh Menggunakan Senjata Nuklir? Pandangan dari Rusia, AS, China, dan Lainnya

Setiap negara memiliki pandangan dan aturan sendiri mengenai penggunaan senjata nuklir:

Rusia

Rusia memiliki doktrin tersendiri mengenai penggunaan senjata nuklir. Berdasarkan doktrin yang dikeluarkan pada tahun 2020, Rusia hanya dapat menggunakan senjata nuklir dalam empat skenario tertentu:

  1. Jika ada penggunaan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal terhadap Rusia atau sekutunya.
  2. Jika data menunjukkan adanya peluncuran rudal balistik yang mengarah ke Rusia atau sekutunya.
  3. Jika terjadi serangan terhadap situs-situs pemerintah atau militer yang penting dan dapat membahayakan kemampuan nuklir Rusia.
  4. Jika ada serangan konvensional terhadap Rusia yang mengancam kelangsungan negara.

Amerika Serikat

Seperti halnya Rusia, Amerika Serikat juga memiliki ketentuan mengenai penggunaan senjata nuklir. Melalui Nuclear Posture Review (NPR), AS secara berkala mengupdate kebijakan ini.

Dalam NPR yang dirilis tahun lalu, AS menegaskan bahwa mereka hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam kondisi tertentu. Tujuan utama senjata nuklir AS adalah untuk mencegah serangan nuklir terhadap AS dan sekutu mereka. Penggunaan senjata nuklir hanya akan dipertimbangkan dalam situasi ekstrem untuk mempertahankan kepentingan vital AS atau sekutu mereka.

Inggris

Inggris mengakui bahwa mereka sengaja menyembunyikan informasi tentang penggunaan senjata nuklir, termasuk kapan, bagaimana, dan sejauh apa skala penggunaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga efektivitas pencegahan nuklir dan membingungkan pihak yang mungkin berencana menyerang. Namun, mereka menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir hanya akan dilakukan dalam situasi ekstrem.

China

Strategi nuklir China berfokus pada konsep “pembalasan yang pasti.” Artinya, China percaya bahwa mereka bisa bertahan dari serangan nuklir dan akan membalas dengan proporsional yang dapat merugikan penyerang. China juga secara resmi menerapkan kebijakan “tidak menggunakan senjata nuklir pertama kali.” Mereka hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan nuklir yang mengancam wilayah atau militer mereka.

Prancis

Prancis, sebagai negara dengan kekuatan nuklir, menjaga kebijakan yang cukup ketat mengenai penggunaan senjata nuklir. Mereka mempertahankan persenjataan nuklir seefisien mungkin sesuai dengan konteks strategis. Penggunaan senjata nuklir dibatasi hanya dalam keadaan ekstrem untuk membela diri atau sekutu, dan keputusan penggunaan senjata nuklir hanya berada di tangan kepala pemerintahan Prancis.

Meskipun ada perbedaan dalam pandangan dan aturan penggunaan senjata nuklir dari masing-masing negara, jelas bahwa potensi penggunaan senjata nuklir harus dihadapi dengan penuh kehati-hatian dan pemahaman akan dampaknya yang luar biasa.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.